Gemakan Aksi Demonstrasi 11 April, Ketua BEM UI: Kebijakan Jokowi Menyimpang

Foto ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Ketua BEM Universitas Indonesia, Bayu Satria buka suara terkait dilaksanakannya aksi demonstrasi oleh aliansi BEM SI pada hari ini, Senin, 11 April 2022.

Bayu menyinggung aksi demonstrasi 11 April tersebut terjadi lantaran polemik yang ada terkait kesejahteraan masyarakat semakin amburadul.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Bayu, polemik kesejahteraan masyarakat merupakan sebuah isu yang fundamental terhadap Indonesia saat ini yang kemudian disuarakan melalui aksi demonstrasi 11 April.

Bayu juga menyebut bahwa bangsa ini dikatakan sudah jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Tentang kesejahteraan masyarakat memang ini jadi satu isu yang fundamental terhadap negara kita saat ini,” kata Bayu, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 11 April 2022.

“Bahwa kita sudah jauh dari kata kesejahteraan, kita sudah jauh dari kata keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Bayu menegaskan pada periode kedua masa jabatan Jokowi, cenderung mengeluarkan kebijakan yang tidak populis dan bertentangan dengan kesejahteraan rakyat.

Kendati demikian, melihat hal tersebut, Bayu Satria dibuat bingung oleh ambisi pemerintahan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatan menjadi tiga periode.

“Saya sangat bingung dengan pemerintah sekarang yang sudah tidak lagi peduli dengan masyarakat, tapi masih mau berambisi tiga periode,” ucap Bayu menegaskan.

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan Jokowi beserta seluruh jajarannya tidak lagi mengarah kepada kesejahteraan rakyat melainkan untuk kepentingan sejumlah pihak.

Oleh sebab itu pihaknya membeberkan sebuah solusi yang diberikannya terkait ketidakmampuan pemerintah mendorong kesejahteraan di negeri sendiri.

Solusi tersebut adalah menghadirkan politik alternatif sebagai pengawasan terhadap kebijakan negara yang tidak pro pada rakyat.

“Solusinya adalah membuat politik alternatif, ini yang kita kekurangan di Indonesia, politik alternatif itu tidak hadir baik dalam eksekutif maupun legislatif,” jelas Bayu.

Bayu Satria menilai gerakan mahasiswa turut ikut mengkritik dan mengawasi jalannya pemerintahan merupakan suatu gerakan yang ideal.

“Mahasiswa adalah orang-orang yang tercerahkan pemikirannya dan berani berdiri di hadapan kedzaliman,” terang Bayu Satria.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *