Tak Diundang Dialog Ekonomi Syariah di Bukittinggi, Gusrizal: Apakah Wapres Menghindar dari MUI Sumbar?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat (Sumbar) Gusrizal Gazahar mengatakan pihaknya tidak diundang dalam agenda dialog dengan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin di Bukittinggi pada 12 April lalu. Padahal, dialog tersebut membahas soal pengembangan ekonomi syariah di Sumbar.

“LKAAM dan seluruh ormas (termasuk Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama) diundang. MUI Sumbar dihindari. Apakah Wapres menghindar dari MUI Sumbar,” kata Gusrizal kepada Rabu (13/4/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia menjelaskan, MUI Sumbar hanya menerima undangan dari panitia lokal untuk menghadiri peresmian Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI). Namun, dalam acara dialog Wapres dengan sejumlah pemimpin lembaga dan ormas, MUI Sumbar tidak diikutsertakan.

“Padahal di situ dihadirkan LKAAM serta pimpinan ormas tingkat Sumbar seperti NU dan Muhammadiyah. MUI Sumbar hanya diundang untuk acara seremonial sekadar meramaikan acara,” ujarnya.

Gusrizal menyebut, MUI Sumbar sengaja tidak diundang dalam dialog tersebut. Hal itu diketahuinya dari TOR awal yang dia peroleh.

Dalam daftar peserta dialog, kata dia, tercantum MUI Pusat dan MUI Kota Bukittinggi.

“MUI Sumbar tidak ada. Mengetahui hal tersebut, Anwar Abbas sekalu Wakil Ketua MUI yang dimintai hadir, memutuskan tidak datang. Begitu pula Ketua MUI Bukittinggi,” jelas Gusrizal.

Ia menilai panitia acara dari pusat seakan menutup ruang diskusi antara Wapres dengan MUI Sumbar.

“Saat unsur-unsur yang lain itu hadir, MUI Sumbar sengaja ditinggalkan. Apakah takut saya (di depan Wapres) akan mengkritisi kebijakan baru soal label halal, sikap Menteri Agama, dan sebagainya,” imbuh dia.

Gusrizal juga menyayangkan sikap pemerintah daerah yang menurut dia mengabaikan MUI Sumbar ketika ada pembicaraan yang beririsan dengan persoalan umat.

“Tigo Tungku Sajarangan hanya jargon. Saya melihat (pemimpin sekarang), tidak mengedepankan kepentingan umat, hanya menyelamatkan posisi masing-masing. Ketika berbicara terkait dengan kepentingan umat, pemimpin di Sumbar ketakutan,” terang dia.

Gusrizal menyebut, pihaknya selama ini sudah menyampaikan saran dan masukan secara langsung kepada pemerintah daerah.

“Kalau begini caranya, pintu ditutup, kita akan bersorak menyampaikan terbuka. Saya tidak akan bicara dahulu, sebelum selesai tugas menasihati secara sir. Namun, kalau sudah ditutup, saling meninggalkan, saya akan buka semua,” pungkas dia.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *