Adaby Darban: Penguasa Selalu Berusaha Mengarahkan Jalannya Sejarah

Adaby Darban
Adaby Darban
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah buku dan peminat biografi tokoh.

Hajinews.id – Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Ini, salah satu buku karya Ahmad Adaby Darban. Buku yang ditulis berdasarkan skripsinya itu sudah beberapa kali cetak ulang. Buku ini sangat boleh jadi akan berumur panjang mengingat isinya yang penting. Siapa sang penulis?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Drs Ahmad Adaby Darban SU demikian nama dan gelar akademisnya. Dia lahir di Kauman, Yogyakarta pada 25 Februari 1952.

Pendidikan formalnya dimulai di Aisyiyah Bustanul Athfal (AB) Kauman Yogyakarta. Lalu, pendidikan dasar sampai sarjana dia selesaikan di Yogyakarta. Berturut-turut, di SD Muhammadiyah Ngupasan, SMP Muhammadiyah I Yogyakarta (merangkap di Pendidikan Guru Agama Negeri-PGAN-Yogyakarta), SMA Negeri 4 Yogyakarta, dan di jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.

Lulus S1 di UGM pada 1980. Lalu pada 1982 Adaby Darban diangkat sebagai dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan di almamaternya. Selanjutnya, di melanjutkan program S2 Jurusan Ilmu Humaniora Fakultas Pascasarjana UGM. Dia lulus pada 1987 dengan tesis: Rifa’iyah; Gerakan Sosial Keagamaan di Pedesaan Jawa Tengah, Tahun 1850-1859. Selanjutnya, pada 1990-1991 mengikuti pra-S3 di Monash University Australia.

Adapun jabatan yang pernah dipegang di UGM antara lain; Pada 1992-1997 sebagai Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Sastra, 1997-1998 sebagai Ketua Program Studi Kearsipan Diploma III Fakultas Sastra UGM dan Pembantu Dekan III Fakultas Sastra UGM.

Bersama Muhammadiyah

Adaby Darban mulai aktif di Muhammadiyah sebagai Sekretaris Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Sosrokusuman Danurejan Yogyakarta, 1967-1969. Dia juga pernah menjabat sebagai staf Departemen Pembinaan Rohani Pimpinan Pusat Lembaga Seni Bela Diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah, 1987-1995.

Pada periode 1995-2000 Adaby Darban terpilih sebagai Ketua Majelis Pustaka Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Pada periode 2006-2010 dia menjadi Wakil Ketua Lembaga Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.

Penulis Berbakat

Buku yang pernah ditulis dan diterbitkan antara lain: Sejarah Lahirnya Pelajar Islam Indonesia – PII (1976), Fragmenta Sejarah Islam di Indonesia (1984), Snouck Hurgronje dan Islam di Indonesia (1985), Peranserta Islam dalam Perjuangan di Indonesia (1988), Historiografi; Sebuah Catatan Perkembangannya (1992), Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah (2000, lalu beberapa kali cetak ulang).

Melengkapi apa yang telah ditulis di paragraf pembuka tulisan ini, buku yang disebut terakhir di atas, memang penting. Buku itu sangat berguna karena bisa menjadi rujukan berharga bagi siapa saja yang ingin mengetahui (terlebih sedang meneliti) tentang Kauman dan kaitannya dengan persyarikatan Muhammadiyah.

Adaby Darban juga menulis Sejarah Umat Islam Indonesia (bersama Prof Dr Taufik Abdullah), 1989; Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX, 1994; Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dalam Perspektif Historis dan Ideologis (bersama Mustafa Kemal Pasha), 2000.

Telaten Mengader

Saat pelajar, Adaby Darban adalah aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Organisasi pergerakan ini didirikan pada 1947 di Yogyakarta. Dia pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Daerah PII Kota Yogyakarta (1974-1976).

Adaby Darban suka berbagi ilmu. Terkait ini, Mustofa W Hasyim berbagi kisah. Bahwa, Adaby Darban itu cinta sejarah. Bahwa, Adaby Darban itu ringan tangan. Buah dari kombinasi dua sikap yang baik ini, membuat dia suka cita membantu juniornya di PII, yaitu Muhammad Nasirudin yang tinggal di Muntilan Magelang.

Kala itu Nasirudin meminta bantuan Adaby Darban untuk berbagi ilmu sejarah. Bahkan sampai ke metode sejarah dalam hal menggali fakta sejarah dan metode menuliskannya.

Di kegiatan itu Nasirudin mengajak anak-anak muda untuk berguru ilmu sejarah kepada Adaby Darban. Tujuan akhirnya, mereka bisa menulis sejarah semua Cabang Muhammadiyah yang ada di Magelang.

Cekatan, Adaby Darban bertindak selaku konsultan untuk kerja besar tersebut. Hasilnya, sebuah buku berharga berjudul Ada untuk Bermakna. Isinya, sejarah berbagai Cabang di lingkungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Magelang. Semuanya, ditulis lengkap dan mendalam (baca: suaramuhammadiyah.id).

Prestasi dan Penghargaan

Banyak apresiasi kepada Adaby Darban, yang juga aktif sebagai anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Yogyakarta. Berikut ini di antaranya.

Pada 1985 dia mendapat penghargaan sebagai Dosen Teladan Tingkat Fakultas di UGM. Pada 1986, sebagai Dosen Teladan II, Tingkat Universitas Gadjah Mada.

Ketika belajar di Australia, ada kesan tersendiri. Dia menjadi Presiden Persatuan Pelajar Indonesia di Australia (PPIAN), di negara bagian Victoria.

Serius, Serius! 

Sebagai sejarawan, Adaby Darban prihatin atas penulisan sejarah yang banyak tidak sesuai dengan fakta. Terkait ini, ada pernyataan penting dari dia. Bahwa, “Roll (film) sejarah berjalan. Penguasa selalu berusaha mengarahkan jalannya sejarah. Sejarah berputar, dan penguasa menentukan. Padahal tulisan sejarah ada yang tidak sejalan dengan penguasa tapi ketika publikasi, versi penguasa yang dominan. Dia bisa menentukan kapan hari jadi suatu kota atau peristiwa,” kata Adaby Darban (Lasa Hs. dkk., 2014: 98).

Sekaitan hal di atas, Adaby Darban merasakan bahwa tidak mudah untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya pemahaman sejarah. Meski begitu, Ahmad Adaby Darban yang wafat pada 6 November 2011, selalu bersemangat.

Almarhum meyakini, bahwa usaha pelurusan sejarah perlu ditekuni secara serius. Tak heran, bagi yang mengenalnya, Ahmad Adaby Darban itu teliti dalam hal data sejarah. Tentu, teliti juga dalam menulis karya sejarah. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *