Muhammadiyah Tak Perlu Menggembar-gemborkan Toleransi, karena Sudah Mempraktikkan

Toleransi
Dr Phil Ahmad Norma Permata
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Tidak semua tren kita tiru. Di ujung penghidupan keahlian dan kontribusi yang lebih dibutuhkan. Muhammadiyah tidak tertarik pemikiran yang tidak bisa dilakukan.

Demikian paparan yang disampaikan oleh Dr Phil Ahmad Norma Permata SAg MA Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam acara Baitul Arqom yang diikuti oleh Pimpinan Cabang istimewa Muhammadiyah (PCIM) sedunia, Ahad, (17/4/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Acara yang digelar melalui Zoom ini mengambil tema Penguatan Kelembagaan, Amal Usaha, dan Internasionalisasi Dakwah dan Pemikiran Muhammadiyah.

“Bicara toleransi dan persaudaraan, Muhammadiyah sudah memiliki MDMC, Lazismu, majelis-majelis. Semua orientasinya menolong orang,” tandas dosen Sosiologi, UIN Yogyakarta, ini.

Bukti Konkret

Norma memberikan bukti konkret, semisal Universitas Muhammadiyah Kupang yang 70 persen mahasiswanya Katolik. Dosenya juga banyak yang Katolik. “Jadi, kita tidak pernah menggembar-gemborkan toleransi. Sebagai bahan diskusi boleh (tapi yang penting praktiknya),” tegasnya.

Menurut Norma, kita tidak perlu tergiur dengan pemikiran lain. Yang sudah ada sudah cukup, tinggal mengaktualisasikan. “Konsep Darul Ahdi wa Syahadah, sudah tersedia, tinggal mengaktualkan ke dalam nilai Islam. Tidak lagi mempertanyakan, negara kita bentuk apa,” papar doktor Westfalische Wilhelms Universitat Muster, ini.

Norma juga mengingatkan bahwa Muhammadiyah sudah melakukan, bukan sekedar apa yang dipahami. “Bukan hanya gagasan, tapi apa yang sudah diijalankan dan diprogramkan Muhammadiyah,” ungkap lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta, ini.

Di bagian lain, norma menyinggung tentang konsep pendidikan Muhammadiyah, bahwa selama ini Muhammadiyah menyelenggarakan gerakan sekolahan, untuk memutus nisbat dari orang tua kepada keahliannya. “Muhammadiyah dengan adanya sekolahan, anak bisa mengembangkan keahliannya, bukan ikut pekerjaan orangtua,” tambahnya. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *