RI Masuk Zona Resesi, Sri Mulyani: ‘Suku Bunga Terus Naik Jika Inflasi Tak Terkendali’

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia memberikan tanggapannya mengenai Indonesia terdaftar sebagai zona resesi seperti beberapa negara lain di dunia. Bahkan menurut Perry sistem ekonomi Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan negara lainnya yang masuk zona resesi.

Indonesia masuk dalam zona resesi, Perry mengatakan bahwa Indonesia jauh lebih unggul dari negara lainnya yang masuk zona resesi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Apakah indonesia masuk resesi? mari kita lihat faktanya dan angka angkanya. Ekonomi indonesia kuartal ini tumbuh 5 persen bahkan diatasnya sedikit. Perkiraan BI kisarannya 4,5 hingga 5,3 persen tahun ini,” ucap Perry pada Selasa, 24 Mei 2022. dilansir dari liputan6.com

Perry memastikan sistem perekonomian indonesia mengalami pertumbuhan yang positif.

meskipun adanya kenaikan inflasi pada beberapa waktu terakhir yang mencapai 4 persen diperkirakan sampai akhir tahun.

“Memang ada kenaikan inflasi sedikit lebih tinggi dari 4 persen. Namun bisa ditangani, kenapa, karena adanya bantuan dari pemerintah, kemudian peran TPID, dan kebijakan moneter,” katanya.

Perry juga mengungkapkan terkait pemerataan vaksinasi di Indonesia yang berkembang pesat

berdampak positif pada perekonomian Indonesia yang semakin kuat sembari terus menghimbau mayarakat menerapkan protokol kesehatan.

” Ekonomi kita tumbuh, vaksinasi terus dilakukan, mari kita tingkatkan prokes. Sehingga Alhamdulillah ekonomi kita terus membaik. Harga-harga memang naik, namun komitmen pemerintah sangat tinggi menjaga stabilitas harga,” tandasnya.

Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan (Menkeu) ikut menambahkan bahwa saat ini triple challenges di waktu bersamaan menjadi tantangan dari beberapa negara.

Triple challenges itu adalah Inflasi tinggi, suku bunga tinggi dan ekonomi lemah.

“Ini akan mempengaruhi environment ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Harus kita waspadai,” ujar Sri Mulyani, dalam APBN KITA di Jakarta, Senin (23/5/2022).

Perang yang dilakukan antara Rusia dan Ukraina berhasil menaikan inflasi dengan signifikan hingga memecah rekor baru dan suku bunga yang terus bergerak naik.

Permasalahan tersebut mampu menghambat sistem perekonomian.

Harga berbagai komoditas dunia naik yaitu gas alam naik 125,8 persen secara year-to-date (ytd), batu bara 166,1 persen, minyak brent 45,7 persen

minyak sawit mentah (CPO) 20,9 persen, gandum 55,6 persen, jagung 31,5 persen, kedelai 28,1 persen, dan biji-bijian 15,5 persen.

Sri Mulyani mengatakan kenaikan harga komoditas sangat berpengaruh pada harga bahan baku di industri.

“Brasil 12,1 persen, Amerika Serikat 8,5 persen, dan Inggris 9 persen. Ini inflasi tertinggi 40 tahun di negara-negara advanced. Kemudian Afrika Selatan 5,9 persen dan Australia 7,7 persen,” jelasnya.

Upaya yang dilakukan beberapa bank sentral yaitu dengan menaikan suku bunga acuan untuk meredam jumlah uang dan menjangkar ekspetasi inflasi.

“Tingkat suku bunga, kemungkinan akan naik kalau inflasi tak terkendali. Di AS sudah diumumkan, di Eropa masih 0 persen tetapi dengan inflasi 7,4 persen mulai ada tanda-tanda adjustment suku bunga,” sebut Sri Mulyani.

Saat suku bunga makin tinggi, maka biaya ekspansi rumah tangga dan dunia usaha menjadi lebih mahal. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi sangat mungkin melambat.

“Jadi inflasi tinggi diikuti suku bunga tinggi dan kemudian berdampak pada perlambatan ekonomi,” tambahnya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *