Daftar Donatur Palestina
Hal tersebut diungkapkan Gus Baha dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube ELENG pada 23 Mei 2022.
Menurut Gus Baha, nasib seseorang selalu terikat dengan nasib orang lain. Karena itu sedekah adalah kewajiban masing-masing seorang muslim.
Namun, menurut Gus Baha, di antara semua bentuk sedekah, ada cara sedekah yang membuat seseorang muslim menjadi orang yang paling merugi.
Menurut Gus Baha, ada satu cara sedekah yang membuat seseorang sangat merugi. Hal itu paling krusial untuk diperhatikan ketika bersedekah.
Gus Baha menegaskan, syarat mutlak sedekah seseorang diterima Allah cuma satu.
“Kendati sudah bersedekah dalam jumlah besar sekalipun, bila hal ini tidak diperhatikan, maka sia-sia sudah sedekah kita,” kata Gus Baha, Jumat (17/6/2022).
Menurut Gus Baha, bila mampu melakukan syarat yang dimaksud, maka sedekah yang disalurkan akan diterima Allah.
Syarat utama yang dimaksud Gus Baha bukanlah memberi atau menyediakan kebutuhan orang yang menerima sedekah.
“Artinya, tatkala kita bersedekah kepada seseorang, jangan sampai kita merasa berjasa atas apa yang disampaikan. Kamu tidak merasa memberi (kepada) orang itu, seperti orang itu membutuhkanmu,” jelas Gus Baha.
Murid kesayangan Mbah Moen itu menegaskan dengan intonasi tinggi kalau orang yang bersedekah itu tidak boleh punya perasaan, bahwa dia berjasa hanya karena memberi sedekah.
“Jadi kamu harus tidak punya perasaan memberi. Jika kamu merasa memberi, kamu akan otoriter, merasa sok, rawan mengungkit-ungkit, rawan merasa berjasa,” ungkap Gus Baha.
Menurut Gus Baha, orang yang memberi sedekah itu harus menghilangkan perasaan bahwa dia berjasa karena sudah memberi.
“Padahal kamu juga butuh, orang sedekah itu lucu, orang yang ungkit-ungkit itu bodoh sekali. Dia sedekah katanya biar dibalas di akhirat, berarti faktor amalmu ke orang lain kan tidak ada, kan?” jelas Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan, urusan orang yang bersedekah adalah urusannya dengan bekal akhirat. Karena itu, orang yang bersedekah tidak boleh mengungkit-ungkit sedekah seperti ini.
“Nah itu latih, ilmu hakikat itu dilatih nanti lama-lama baik,” kata Gus Baha.(*)
