Kepemimpinan Memang Yang Akan Merubah Keadaan, Negatif Ke Positif Atau Sebaliknya

Kepemimpinan Akan Merubah Keadaan
Kepemimpinan Akan Merubah Keadaan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Masrifan Djamil, Korpres (Ketua) Majelis Wilayah KAHMI Jateng, Pendiri Majelis Taklim DAKWAH dari BANYUMANIK (online dari Semarang)

Hajinews.id – Peradaban dunia, baik yang paling sederhana, masyarakatnya hidup di hutan, menyembah kekuatan yang disebut tuhan. Kemudian menemukan sistem kehidupan (tradisi – budaya yang kuat) berbasis pengelolaan alam yang serasi, damai, bercocok tanam, persaudaraan, saling berbagi, saling melindungi. Taruhlah sebagai contoh suku Badui. Sampai peradaban kompleks yang disebut modern world, semuanya disetir dan didorong oleh sekelompok kecil orang (the selected few) yang mampu memimpin (mempunyai leadership). Mereka menjadi lokomotif perubahan-perubahan masyarakatnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Memang pemimpinlah yang merubah dunia. Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam merubah Yatsrib menjadi Madinah Al-Munawwaroh. Lalu menjadi pusat dunia Islam, pusat ilmu, pusat pemerintahan, menyebar ke Mesir yang melahirkan pemimpin besar Shalahuddin Al-Ayyubi yang mengembalikan Palestina ke pangkuan Islam.

Pengaruh kepemimpinan ilahiyah atau kenabian terus menyebar ke segala arah, menjadikan manusia yang beriman menjadi pemimpin di kelompoknya masing-masing. Jika ditamsilkan mirip tinta yang tumpah ke kertas yang menyerap, semakin melebar dengan merubah warnanya secara pasti.

Islam ke Marokko, membuat peradaban baru, Universitas pertama di dunia lahir. Peradaban manusia yang adiluhung telah dilahirkan oleh para pemimpin yang terinspirasi oleh pemimpin yang ruhnya adalah kenabian. Leadership Islam lalu menyeberang ke Eropa dengan cerita heroik Jenderal Thariq bin Ziyad di Gibraltar.

Di Eropa kepemimpinan Islam melahirkan kekhalifahan yang umurnya ratusan tahun dengan puncak karya yang gemilang, dimana kala itu Eropa masih buta huruf, memakai pakaian seperti Hercules dan perang antar clan (raja2 kecil).

Pengaruh kepemimpinan Rasulullah ﷺ dari Madinah juga menyebar ke Irak, maka berkembanglah kekhalifahan (atau juga kerajaan, tetapi dibimbing Islamic leadership) yang luasnya wilayah belum tertandingi hingga kini, membentuk perkembangan peradaban umat manusia, ilmu dan teknologi yang hebat, menjadi sumber ilmu bagi Eropa.

India yang belum Islam secara pasti diislamkan oleh pemimpin-pemimpin yang berani berdakwah antar negara, sehingga ada kerajaan Islam yang meninggalkan warisan yang diakui dunia (Taj Mahal, ilmu dan peradaban).

Terakhir masa keemasan Islam selama 800 tahun berpusat di Turkiye yang mengukir peradaban umat manusia, penyumbang peradaban dunia, kemajuan ilmu, teknologi hingga menaklukkan Konstantinopel dengan tokohnya yang masih belia Muhammad Al-Fatih pada usia 21 tahun. Mengapa demikian mudanya? Karena ayah dan ulama menyiapkan Al-Fatih sejak usia 12 tahun. Dalam memimpin negara adidaya itu selalu didampingi ulama, Islamic leadership menemui kombinasi efektif yang amat dahsyat.

Saya sendiri mengenal Al-Fatih baru tahun 2014 tulisan Felix Siauw yang booming di Toko Buku Gramedia. Ini menunjukkan sejarah ditutupi, semakin sempurna karena Umat Islam tidak suka ngaji ilmu. Gus Baha’ juga menyatakan bahwa umat mundur karena tradisi keilmuan dalam pengajian sudah digeser oleh hiburan. Habislah kepemimpinan yang merubah dunia, diganti nafsu pemuasan diri, dibungkus ornamen religius, seolah itu agama yang benar. Umat pelan-pelan tersesat semakin jauh dari Islam yang telah mengubah dunia. Bahkan ada yang justru melecehkan kesultanan Utsmani Turkiye, Abasiyah, Umayah dll dengan cerita-cerita hoax, tanpa ilmu.

Saya selalu bertanya kepada jenis umat yang tanpa ilmu tetapi malah rendah diri dengan kehebatan Islam, dengan satu saja pertanyaan: “Adakah negeri atau kesultanan atau kerajaan atau republik yang berkuasa di tiga benua selama 800 tahun?”. Berapa usia USSR (Union of Soviet Socialist Russia) yang kemudian bubar? Berapa usia USA yang dipimpin para pendatang dari Eropa itu?

Biasanya orang muslim yang tidak paham sejarah itu amat cinta dengan Barat. Terhadap Barat tidak dikatakan “pendatang” atau asing. Namun terhadap Islam dikatakan kearab-araban, asing, bukan agama asli negeri kita dst dst…. Jika ikut pengajian, ngajinya upacara-upacaraan, penuh ritual-ritual….minim ilmu, minim tarikh (sejarah Islam), kaya selainnya.

Kalau orang Islam tidak tahu sejarah, menjelek-jelekkan kearajaan (kesultnanan) Islam sendiri, yang telah merubah (meningkatkan, memuliakan) peradaban umat manusia di dunia, menemukan dan mengembangkan ilmu, teknologi, sosial, ekonomi, politik dll, mari kita ajak ngaji ilmu yang benar, misal di Majelis ilmu, baik online maupun offline. Kasihan dia sebagai umat Islam yang dibutakan dan merasa nikmat dalam kebutaan…

Kelak di bulan Februari tahun 2024 kita juga akan memilih pemimpin negeri kita semua level. Mau kemana arah negeri dan rakyatnya, mau positif atau negatif, ya tergantung pemimpin yang terpilih. Semua kembali kepada kapasitas yang memilih dan yang dipilih….. Wallahu a’lam bish-showab….

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *