Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id – Tahun ini 2022, pemerintah memutuskan untuk memberi izin berangkatnya jama’ah haji setelah beberapa tahun fakum akibat pandemi. Hal ini berakibat semakin menumpuknya jamaah haji yang mendaftar, bahkan informasi terakhir waktu tunggu jama’ah haji bisa mencapai 98 tahun, waktu yang hampir tidak masuk akal.
Namun pada tahun ini yang bertepatan pada tahun 1443 hijriyah merupakan tahun spesial, ibadah haji tahun ini bisa di sebut dengan haji akbar. Karena prosesi Wukuf ibadah haji tahun bertepatan pada hari jum’at. Hal ini di jelaskan oleh KH Thoha Abrori dalam kajiannya dalam unggah media sosialnya. Kyai yang berdomisili di bojonegoro tersebut menuturkan
“Banyak ulama tahun ini berangkat haji, karena tahun ini bertepatan dengan haji Akbar, yg terjadi Jarang2 dalam qurun puluhan tahun… bila wuquf diarafah (tanggal 9 dzul hijjah) bertepatan hari jumah dinamakan dengan HAJI AKBAR”
dengan aneka keistimewaan sebagai berikut :
1. Lebih utama ketimbang 70 haji di hari selainnya
2. Seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan Allah langsung tanpa perantaraan
3. Ibadahnya kian mulia karena bertepatan dengan paling utamanya hari dalam seminggu.
4. Diharapkan mencocoki waktu ijabah doa dihari Jumah
5. Menyamai wukufnya baginda Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam saat menjalani haji wada’ (perpisahan)
WUQUF DIARAFAH HARI JUMAAT
Kalangan Hanafiyyah menilai wuquf diarafah bertepatan dengan hari jumah memiliki keistimewaan 70 haji, diampuni setiap individu yang berkumpul di padang Arafah dengan tanpa perantaraan, mereka berkata “Lebih utamanya hari adalah hari arafah bila bertepatan dengan hari jumah, ia lebih utama ketimbang 70 haji dihari selainnya” (Ibn ‘Aabidiin II/254).
Kalangan Syafiiyyah : Dikatakan “Jika Hari Arafah jatuh pada hari Jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan dari Allah dengan tanpa perantaraan dan bila diselain hari jumah dengan perantaraan artinya ampunan Allah diperantarakan yang jelek dari penghuni arafah diberikan pada yang baiknya penghuni arafah”. [ Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 45/308 ].
