Menohok! Orang PDIP Kritik MyPertamina Nyusahin Rakyat, Said Didu Skakmat: Presiden RI dan Komut Pertamina Adalah Kader PDIP, Jelas?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Paramitha Widya mengkritik usaha PT. Pertamina melalui anak perusahaannya PT. Pertamina Patra Niaga.

Pasalnya, PT. Pertamina Patra Niaga mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan aplikasi MyPertamina.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia menilai, rakyat kecil selalu dibuat susah oleh pemerintah oleh kebijakan semacam itu.

“Pada dasarnya, saya tidak setuju dengan segala sesuatu yang membuat rakyat kecil ribet dan susah untuk mendapatkan apa yang sudah menjadi hak mereka. Apalagi menggunakan aplikasi seperti itu, pasti banyak yang tidak paham,” tegas Paramitha.

Kritik tersebut pun langsung direspons oleh Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Ia mengingatkan kepada Paramitha bahwa pimpinan Indonesia dan Pertamina pun orang PDIP.

“Sekedar mengingatkan: Presiden RI dan Komut Pertaminan adalah kader PDIP. Jelas ?” kata Said Didu melalui akun twitternya @msaid_didu.

Penting Diketahui, Paramitha menilai akar permasalahan dari penggunaan aplikasi MyPertamina ada dua, yaitu subsidi tidak tepat sasaran dan bensin bersubsidi tidak sampai kepada yang berhak. Padalah, sebelum penerapan kebijakan aplikasi MyPertamina, dulu sudah ada program digitalisasi lebih dari 5.500 SPBU.

“Lalu apa hasilnya digitalisasi SPBU itu? Berarti kan selama ini digitaliasi tidak benar-benar dijalankan dengan baik, padahal digitalisasi itu sudah memakan dana triliunan rupiah,” tegasnya.

Maka dari itu, Paramitha menyarankan daripada memakai aplikasi baru lebih baik Pertamina mengoptimalkan penggunaan digitalisasi yang sudah dipasang sejak lama.

Sebab, kata dia, tujuan digitalisasi itu sudah jelas supaya Pertamina mempunyai data akurat dan transparan.

“Kalau saja penerapan digitalisasi itu dilakukan dengan baik, maka sebenarnya data penjualan Pertalite, Solar, dan Pertamax sudah ada, jadi tidak perlu lagi pakai aplikasi baru untuk beli Pertalite. Ini terkait dengan akar masalah yang kedua yakni soal pengawasan,” ujarnya seperti dikutip Wartaekonomi, Ahad (3/7/2022).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *