Bangsa Haji

Bangsa Haji
Bangsa Haji
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Abdul Karim, Majelis Demokrasi & Humaniora Sulsel.

Hajinews.id – Seharusnya bangsa ini tak lagi terjajah oleh bangsa luar dengan skema penjajahan modern, sebab sejak abad 19, bangsa ini sukses melawan penjajah dengan komando para haji negeri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pemberontakan Petani Banten, tahun 1888 salah satu contohnya.

Pada Senin, 9 Juli 1888, pukul 02.00 dini hari, sekitar 100 orang pemberontak bergerak dari tempat Haji Ishak di Saneja, menyerang rumah Henri Francois Dumas, juru tulis di kantor asisten residen.

Ada pula Haji Wasid, pemimpin utama melawan Kolonial. Ia membagi pasukannya menjadi tiga pasukan.

Pasukan pertama dipimpin Lurah Jasim, seorang jaro Kajuruan, pasukan kedua dipimpin Haji Abdulgani dan Haji Usman, dan pasukan ketiga dipimpin Haji Tubagus Ismail dan Haji Usman.

Di tahun 1945, kita kenal sebuah nama, KH. Hasyim Asyari yang menggerakkan rakyat melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad melawan penjajah Belanda pada 22 Oktober 1945. Dengan fatwa itu, pecahlah perang di Surabaya pada 10 November 1945.

Kini, adakah sosok haji pemberani melawan kolonial gaya modern? Nyaris tak kita temukan itu.

Para haji pemimpin ummat dimasa kini, sedang sibuk dengan urusannya sendiri bersama kaumnya.

Seharusnya negeri ini tak perlu dirundung pertengkaran lantaran perbedaan amalan dan pandangan keagamaan.

Sebab, beberapa abad lalu, sejumlah generasi bangsa ini berhaji seraya menuntut ilmu agama di Mekkah, lalu kembali dengan tumpukan ilmu agama yang relevan dengan kondisi ummat dan negeri. Sebut misalnya KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dan KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

Kehadiran kedua tokoh ini, tak kurang akan ilmu agama dengan segala perangkatnya. Kekayaan ilmu agama mereka, tak dipungkiri sebagai penopang bangsa ini.

Jangan lupa, mereka adalah haji.

Seharusnya dinegeri ini tak berbunyi aspirasi negara Islam, karena perumusan Pancasila itu jugu turut terlibat sejumlah tokoh Islam yang telah berhaji (terutama dari NU dan Muhammadiyah).

Teladan-teladan haji itu, harusnya menular ke generasi kini.

Mereka tak saja menunaikan rukun Islam, tetapi mereka pun menunaikan tugas kebangsaan.

Kini kehajian pelan-pelan berubah. Kita simak dengan mata terang yang seringkali viral, bagaimana kalangan elit berhaji tak lepas dari konsolidasi ekonomi perdagangan atau koalisi politik ditanah suci.

Konon, di sana sering bertemu bakal calon pasangan kandidat pilkada, sesama tim sukses, hingga jejaring donor politik.

Lanjutkan Membaca >>>

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *