Rupiah Diprediksi Melemah Pekan Depan, Bakal Tembus 16.000 per USD?

Rupiah Diprediksi Melemah
Rupiah Diprediksi Melemah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Macro Equity Strategist PT Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi melemah menuju RP 15.500 dan bakal menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS pada pekan depan. Pelemahan rupiah itu diprediksi terjadi usai Bank Indonesia memutuskan tak menaikkan suku bunga acuan.

Bank Indonesia pada Kamis lalu mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo rate (7DRRR) di level 3,5 persen. “Keputusan itu sejalan dengan konsensus pasar tetapi tidak sesuai dengan ekspektasi kami, memperkirakan kenaikan 25 basis poin menjadi 3,75 persen,” kata Lionel dalam riset, Jumat, 22 Juli 2022.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dengan prediksi bahwa bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) bakal mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin dalam pertemuannya Rabu pekan depan, 27 Juli 2022, Lionel menyebutkan selisih antara suku bunga acuan Indonesia dan AS makin menyempit menjadi 100 basis poin. Atas dasar itu, ia memprediksi kurs rupiah bakal melemah ke rentang Rp 15.500 -16.000 per dolar AS.

“Kami juga melihat kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih besar di kisaran 150-200 basis poin untuk menghentikan pelemahan rupiah lebih lanjut,” tutur Lionel.

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada awal pekan depan dibuka berfluktuatif. Kurs rupiah, menurut Ibrahim, bakal ditutup melemah di kisaran Rp 15.000 – 15.030 per dolar AS.

Dalam risetnya, Ibrahim menyatakan pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh respons pasar terhadap Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen.

Stance kebijakan moneter bank sentral yang masih dovish merupakan sebuah kebijakan yang cermat dan terukur di tengah tekanan eksternal yang kuat karena dampak geopolitik yaitu perang Rusia- Ukraina, disrupsi rantai pasokan global, risiko stagflasi, dan lonjakan inflasi dunia.

Meski begitu, menurut Ibrahim, inflasi inti yang masih dalam jangkauan BI, cadangan devisa yang kuat dan terjadi surplus neraca dagang secara konsisten didukung harga komoditas ekspor yang tinggi, juga menjadi pertimbangan bank sentral. Petimbangan BI yang dimaksud adalah untuk tidak mengubah orientasi atau stance kebijakan moneternya yang dovish.

Adapun pada hari ini, Sabtu, 23 Juli 2022, dolar AS terpantau turun pada hari ini setelah Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan pada Kamis lalu karena kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali mengalahkan kekhawatiran tentang pertumbuhan.

Selanjutnya: Indeks dolar AS hari ini melemah karena data ekonomi yang suram.

Dolar terbebani semalam oleh penurunan hasil Treasury setelah data menunjukkan penurunan aktivitas pabrik dan kenaikan aplikasi untuk tunjangan pengangguran. Ini menandakan bahwa ekonomi sudah merasakan efek dari pengetatan kebijakan Federal Reserve AS yang agresif.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) sebelumnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. “Dengan penilaian yang menyeluruh, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 3,5 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Dalam kesempatan itu, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 4,25 sebesar persen. “Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” tutur Perry. Adapun keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar.

Indeks dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Sabtu pagi WIB disebabkan oleh serangkaian data ekonomi yang suram. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 106,73.

Sementara itu, pada akhir perdagangan di New York, euro tidak berubah pada 1,0198 per dolar AS. Adapun mata uang pound Inggris naik menjadi 1,1980 per dolar AS dari 1,1962 per dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6912 per dolar AS dari 0,6903 per dolar AS

Dolar AS dibeli 136,20 per yen Jepang, lebih rendah dari 137,65 per yen Jepang pada sesi sebelumnya. Sedangkan dolar AS turun menjadi 0,9640 per franc Swiss dari 0,9685 per franc Swiss, dan naik menjadi 1,2921 dolar Kanada dari 1,2893 per dolar Kanada.

Di sisi data, Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS turun ke level terendah 26-bulan di 47 pada Juli, S&P Global Market Intelligence melaporkan pada Jumat lalu, 22 Juli 2022. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur AS juga turun menjadi 52,3 dari pembacaan Juni di 52,7 atau angka terendah dalam 24 bulan terakhir.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *