Hajinews.id – Keberadaan atau kebenaran ain masih sering menjadi kontroversi di masyarakat.
Mungkin ada sebagian yang percaya, sementara sebagian lainnya masih tidak percaya.
Bagi yang mempercayainya akan lebih berhati-hati agar tidak terdampak ain.
Sementara bagi yang tidak mempercai, akan bersikap acuh terhadap segala sikap dan perilakunya.
Dikutip dari youtube Najwa Shihab Prof Quraish Shihab menyatakan ain bukanlah penyakit.
“Penyakit Ain bukan penyakit, ain itu adalah pandangan mata atau fikiran yang menimpa orang lain oleh satu dan lain sebab,” terang Prof Quraish Shihab.
Menurutnya, ketika melihat sesuatu dengan takjub, itu bisa berpengaruh terhadap sesuatu itu sendiri.
“Kita bisa berfikir iri hati kepada seseorang, itu bisa berdampak buruk,” ungkap Prof Quraish Shihab.
Karena itu bagian dari ain itu adalah iri hati. Iri hati tidak harus dilihat orangnya.
“Iri hati itu ada, kita rasakan, ada yang demikian berpengaruh, sehingga mengakibatkan mudharat kepada orang lain,” imbuhnya.
Itu sebabnya ada ayat Al-Quran yang memohon perlindungan kepada Allah dari orang yang iri hati ketika dia melakukan iri hatinya.
Dalam literatur agama sangat banyak contohnya.
Diriwayatkan ada dua orang sahabat Nabi Muhammad mandi dan salah seorang terkagum-kagum dengan badannya.
Kemudian pingsan yang dikagumi, itu namanya terkena ain. Kasus tersebut dalam hal ini adalah pandangan ketakjuban.
Dalam kehidupan bermasyarakat, ain ini diakui atau tidak, disadari atau tidak, itu diterima.
Terutama di Mesir, apabia ada orang puji-puji seseorang, disuruh pegang kayu, itu penangkalnya.