Tegas! Serahkan Kasus Pembunuhan Brigadir J ke Polri, Jokowi: Saya Sudah 4 Kali Berbicara Mengenai Ini

Presiden Jokowi (foto: istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Kasus pembunuhan Nofriansyah Hutabarat alias Brigadir J mendapat perhatian dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

RI 1 tercatat sebanyak empat kali berkomentar di depan publik soal kasus pembunuhan Brigadir J yang ternyata diotaki oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dikutip TribunWow dari YouTube metrotvnews, Jokowi menyampaikan saat ini dirinya tidak perlu lagi berbicara soal kasus Brigadir J.

Jokowi menyerahkan pengusutan kasus kepada Polri.

“Saya sudah empat kali berbicara mengenai ini, masalah kita yang lain kan juga banyak,” ujar Jokowi dalam wawancara spesial metrotv, Rabu (17/8/2022).

Jokowi menjelaskan, dirinya sempat berkali-kali berkomentar soal kasus ini agar masyarakat bisa terus percaya kepada Polri.

“Sejak awal saya sampaikan agar kasus ini diusut dan dituntaskan,” kata Jokowi.

“Dan juga agar kepercayaan masyarakat terhadap Polri tidak terganggu,” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santosa mengatakan adanya pergerakan untuk mendukung Irjen Ferdy Sambo.

Dilansir TribunWow.com, diduga aksi tersebut dilakukan sejumlah polisi dengan cara memberikan perlawanan pada kinerja Timsus bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dalam mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J.

Sugeng mengatakan bahwa dirinya juga ikut menjadi sasaran pemantauan oleh pihak terkait.

Hal ini dibeberkannya melalui tayangan wawancara di kanal YouTube tvOneNews, Selasa (16/8/2022).

Menurut Sugeng, upaya perlawanan tersebut diduga akan menyerang nama baik anggota tim tersebut.

Adapun tim bentukan Kapolri pada Selasa (12/7/2022) itu beranggotakan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dibantu Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto.

Selain itu juga Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.

“IPW mendapatkan informasi bahwa ada upaya-upaya ‘perlawanan’ kepada Timsus,” ungkap Sugeng.

“Menyerang utamanya kepada pribadi-pribadi di Timsus, melalui pendiskreditan nama baik dan segala macam.”

“Ada informasi masuk dan ada sedikit data pada kami.”

IPW menyebut adanya pergerakan mencurigakan dari sekitar 20 orang polisi jelang pemanggilan Ferdy Sambo.

“Pada hari ketika saya mendapat informasi sebetulnya ada pemantauan pada FS, sebelum hari Sabtu itu diperiksa tim khusus di Kabareskrim, ada pergerakan 20 orang yang di luar kendali pimpinannya terlibat dalam komunikasi mendukung FS,” bongkar Sugeng.

“Ini polisi ya, kalau warga sipil enggak ada soal. (Pergerakan terjadi-red) sekitar tanggal 3 atau tanggal 4, hari Jumat sebelum Pak FS dipanggil pagi pukul 08.00 WIB ke Bareskrim. Kemudian terjadi pergerakan penebalan keamanan dari Mako Brimob.”

Sugeng menyatakan ia tak tahu menahu apakah pergerakan di tubuh Polri tersebut masih terjadi hingga hari ini.

Namun, ia sebagai orang yang aktif berkomentar terkait kasus ini juga diinformasikan telah diawasi pihak tertentu.

“Pertanyaannya, apakah ‘perlawanan’ masih terjadi? Saya tidak tahu,” tutur Sugeng.

“Saya hanya mendapat informasi terhadap saya juga ada orang yang sedang mengintai, saya serahkan pada Tuhan saja,” tandasnya.

Alasan Timsus Periksa Puluhan Polisi

Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto membeberkan kendala yang dialami terkait pengungkapan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, akibatnya, ada sekitar 25 polisi (kini 36) yang diperiksa terkait diduga karena hal ini.

Tak hanya itu, sebanyak 10 perwira telah dicopot dari jabatannya oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Termasuk di antaranya adalah Irjen Pol Ferdy Sambo yang merupakan atasan Brigadir J.

Seperti dilaporkan Tribunnews.com, Jumat (5/8/2022), Agus mengakui adanya barang bukti yang dilenyapkan.

Namun, ia tak memberi rincian terkait barang bukti apa saja yang sudah tak bisa diakses tersebut.

“Tentunya memang kendala daripada upaya pembuktian adalah adanya barang bukti yang rusak atau dihilangkan sehingga membutuhkan waktu untuk mengungkap tuntas kasus ini,” terang Agus, Kamis (4/8/2022) malam.

Tergabung dalam Timsus bentukan Kapolri, Agus dan rekan lain telah mendapat mandat untuk melakukan evaluasi prosedur.

Namun, pihaknya mengalami sejumlah hambatan hingga dinilai ada sesuatu yang disembunyikan.

“Kami dari Timsus. Di samping sebagai Kabareskrim, saya juga masuk sebagai Timsus juga mendapatkan surat dari penyidik untuk melakukan evaluasi terhadap penanganan laporan polisi, limpahan dari Polres ke Polda Metro yang nantinya akan dilakukan evaluasi oleh Timsus secara bersama-sama untuk mengkaji apakah tahapan-tahapan proses yang mereka lakukan sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak,” beber Agus.

Meskipun begitu, pihaknya menegaskan akan terus bekerja secara profesional untuk mengungkap kasus ini.

“Hal ini adalah untuk melaksanakan perintah Bapak Kapolri untuk membuat seterang-terangnya, sehingga siapa pun yang turut serta, atau menyuruh melakukan itu akan terbuka,” kata Agus.

Sementara itu, dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (5/8/2022), Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Univesitas Bhayangkara, Hermawan Sulistyo, memberi keterangan terkait hal ini.

Ia mengatakan bahwa aparat sudah melanggar aturan tegas dengan membersihkan TKP tewasnya Brigadir J.

Hal ini berimbas pada penonaktifan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.

“Bukti-bukti fisiknya itu pada enggak ada gitu, pada hilang, karena TKP-nya dibersihkan,” kata Hermawan Sulistyo, Rabu (3/8/2022).

“Itu makanya Kapolresnya dicopot karena TKP kok dibersihkan. TKP kan enggak boleh dibersihkan.”

Tak hanya itu Hermawan Sulistyo menerangkan bahwa 3 ponsel asli milik Brigadir J tidak ditemukan.

Sementara ponsel yang disita di Pusat Laboratorium Forensik diketahui adalah ponsel baru semuanya, sehingga diragukan sebagai milik Brigadir J.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *