Eh Copot, Eh Copot-Copot

Copot-Copot
Yusuf Blegur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Yusuf Blegur

Hajinews.id – Meski Irjend Ferdy Sambo disinyalir sebagai otak pembunuhan Brigadir Joshua, namun kasusnya kian kemari menyeret banyak petinggi polri dan lingkaran kekuasaan istana.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bukan hanya menguak kejahatan berjamaah, ramai berkembang kabar kecenderungan pengaruh oligarki yang  menguasai institusi Polri.

Ada keterlibatan banyak pihak yang menandakan kerusakan sistem selain sekedar perilaku oknum ditubuh korps bayangkara.

Pembunuhan yang mengakhiri penyiksaan seorang polisi oleh pimpinannya, seperti menjadi   bom atom bagi kalangan internal kepolisian.

Bukan hanya menodai Tri Brata dan Eka Prasetya bagi keluarga besar Polri.

Kejahatan multidimensi itu, seketika semakin menghancurkan kepercayaan rakyat kepada lembaga penegakkan hukum tersebut.

Kematian dengan didahului penyiksaan  yang menyemburkan bau amis korupsi, perselingkuhan dan  disorientasi seksual,  juga beraroma bekingan bisnis perjudian online, pelacuran dan traficking, penyelundupan, ijin pertambangan ilegal serta pelbagai usaha haram lainnya.

Menghasilkan kinerja jeblok yang  menyelimuti kejahatan di dalamnya, menjadikan publik menempatkan Polri sebagai tersangka institusi negara paling buruk di republik ini.

Polri semakin terdegradasi seiring-sejalan dengan kekuasaan rezim Jokowi selama hampir dua periode.

Dengan kewenangan tak terbatas meliputi ipolesosbudhankam, Polri justru menjadi institusi yang “over power” dan “super body”.

Bukan hanya bergeser dari alat negara menjadi alat kekuasaan, Polri juga berangsur-angsur menjelma menjadi satu kedinasan yang terkesan korup, represif dan cenderung  menjadi musuh publik.

Polri dan Jokowi seolah-olah menjadi pasangan sejoli, menghadirkan persekongkolan  anti demokrasi bak tirani, yang membawa kehidupan rakyat pada jurang penderitaan dan tanpa pemerintahan serta menuju negara gagal.

Tak cukup sekedar copot mencopot pejabatnya, tak cukup sekedar mereformasi lembaganya.

Tragedi Polri menjadi contoh dari kehancuran sistem dan kerusakan mental aparat hampir di semua institusi negara.

Rakyat Indonesia hanya punya dua punya pilihan, menikmati ilusi reformasi atau berani revolusi.

Seperti kata Kapolri  Sigit Sulistyo Prabowo tentang ikan busuk dari kepala, bongkar pasang dalam  institusi Polri atau segera mengganti Jokowi?.

Munjul-Cibubur, 22 Agustus 2022.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *