Hajinews.id – Pada suatu ketika Abu Nawas dan beberapa temannya sedang duduk menunggu waktu salat.
Tidak lama kemudian Abu Nawas bertemu pengemis buta dan menghampirinya dengan berpura-pura menjadi orang buta.
Lalu Abu Nawas sengaja menabrakkan dirinya kepada orang buta tersebut dan mengeluh.
“Aduh sungguh malang nasibku sebagai orang buta, aku ditabrak oleh orang yang tidak punya rasa belas kasihan.” Kata Abu Nawas.
Mendengar itu orang buta tersebut heran dengan ucapan Abu Nawas.
“Maaf kawan, saya juga orang buta saya tidak bisa melihat, saya benar-benar mohon maaf karena saya tidak sengaja.” Balas orang tersebut.
“Oooh, jadi kamu juga orang buta. Berarti kita senasib kawan.” Jawab Abu Nawas.
“Benar kawan, sebagai orang buta hendaknya kau membawa tongkat seperti diriku, mana tongkatmu?” Tanya orang buta tersebut memastikan.
Abu Nawas memberikan tongkatnya, dan orang buta tersebut percaya bahwa yang menabraknya juga buta.
Abu Nawas kemudian berkata, “Nah kawan, bagaimana kalau kita mencari rezeki bersama-sama nanti hasilnya kita bagi dua.”
Maka mereka berdua pun berjalan beriringan mencari rezeki.
Setelah berjalan melewati sungai, Abu Nawas berpura-pura ingin buang air kecil.
“Hei kawan, tolong pegangkan kantong uangku. Aku mau buang air kecil sebentar.” Kata Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas menjauh, ia terus memperhatikan orang buta itu.
Sementara orang buta yang dititipi uang terlihat meraba-raba kantong tersebut, lalu terbersit lah niat jahat pada diri orang buta tersebut.
“Uangnya banyak sekali, lebih baik aku bawa lari pasti ia tidak bisa mencariku karena dia juga buta sama sepertiku.” Pikir orang buta tersebut.
Ia pun pergi membawa kantong Uang milik Abu Nawas dan bersembunyi di salah satu batu di pinggir sungai.
Sedangkan Abu Nawas terus mengikutinya dari belakang, kemudian Abu Nawas berpura-pura berdoa disamping orang buta tersebut.
“Ya Allah malang benar nasibku, tadi aku menabrak orang, sekarang uangku dibawa lari. Ya Allah semoga orang yang mencuri uangku terkena lemparan batu ini.” Lantas Abu Nawas melempar batu tepat mengenai kepala orang buta itu.
“Aduh sakit sekali.” Teriak si buta merintih.
Ia pun segera pindah dari tempat persembunyiannya dan mencari tempat lain untuk sembunyi.
Akan tetapi Abu Nawas yang berpura-pura buta terus mengikutinya kemanapun orang buta itu pergi.
Setelah jaraknya dekat Abu Nawas kembali pura-pura berdoa.
“Ya Allah semoga orang yang mencuri uangku terkena lemparan batu ini.” Ia pun kembali melempar batu ke arah si orang buta.