Daftar Donatur Palestina
Dunia ini begitu luas dan terdiri dari banyak negara, di mana setiap penduduk masing-masing negara punya karakteristik yang membedakannya dengan negara lain.
Hal tersebut lantas melatarbelakangi terjadinya berbagai fenomena yang menyedot perhatian kita, sebab perbedaan acapkali menjadi duduk perkara pelbagai kejadian bersifat kontras.
Salah satu fenomena yang dimaksud di sini adalah pelarangan Salat Jumat yang dilakukan oleh sebuah negara bagian di India.
Pelarangan tersebut dimotori oleh kelompok Hindu sayap kanan di sana, di mana kelompok tersebut dikenal banyak menginisiasi gerakan kebencian terhadap Islam.
Dikutip dari berbagai sumber, kelompok Hindu sayap kanan tersebut diketahui dengan sengaja membangun tenda-tenda besar untuk melaksanakan ritual keagamaan mereka di tanah yang biasa dipakai umat Muslim untuk melaksanakan Salat Jumat.
Pendirian tenda dan ritual keagamaan tersebut bahkan dihadiri sejumlah politisi India dan pendeta Hindu, salah satunya adalah Kapil Mishra, tokoh yang tergabung dalam Bharatiya Janata Party (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Sebelumnya, Mishra sempat dituduh melakukan penghasutan kekerasan agama di New Delhi di tahun 2022, di mana kejadian tersebut tercatat sebagai kekerasan agama terburuk dalam beberapa dekade terakhir, di mana sebanyak 53 orang yang mayoritas beragama Islam tewas.
Melansir Al Jazeera, pencabutan izin Salat Jumat di tanah yang telah didirikan tenda oleh kelompok Hindu sayap kanan tersebut bahkan diumumkan secara resmi oleh Polisi Gurugram.
Tak cukup sampai di situ, kelompok Hindu sayap kanan juga mengadakan kampanye selama berminggu-minggu dengan memutar lagu religi dan mengadakan pelbagai orasi yang mencerminkan kebencian terhadap Islam.
Saking bencinya terhadap Islam, kelompok Hindu tersebut bahkan mengeluarkan ultimatum kepada Polisi Gurugram, yakni pernyataan bahwa mereka bakal menghalangi umat Muslim untuk Salat Jumat dengan tangan mereka sendiri bila Polisi Gurugram gagal melakukannya.
Sebagai informasi, di Gurugram yang punya penduduk 1,1 juta orang dengan sekitar 5% di antaranya adalah Muslim, hanya terdapat 22 masjid yang bahkan tak semuanya bisa digunakan umat Muslim untuk beribadah dengan leluasa.
