Hajinews.id — Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI turut turun berdemonstrasi menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Tuntutan yang diajukan fokus pada penolakan tegas terhadap kenaikan BBM, serta rencana penuntutan transparansi APBN dari pemerintah.
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam atau PB HMI Affandi Ismail, menyatakan aksi akan terus dilakukan bila tidak mendapat respon dari pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib rakyat dari imbas kenaikan harga BBM.
“Pasti kami akan aksi terus dan skalanya pasti lebih besar, jadi harus diketahui bahwa bukan hanya di Jakarta, bukan hanya pengurus besar, bukan hanya badko (Badan Koordinasi) Jawa bagian barat, tapi sejak hari Jumat, Senin, Selasa, dan Rabu karena PB HMI merencanakan berdemonstrasi mulai 5 hingga 7 September. Kami ada aksi di berbagai daerah,” ujar Affandi, Selasa (6/9/2022), sebagai mana dikutip dari Tempo.co.
Affandi menyebut walaupun tidak ada intervensi dari pihak manapun, mereka akan terus bertahan sampai ada perwakilan dari DPR RI yang menyambut aspirasi mereka. Hal tersebut dilakukan sebagai parameter pertahanan dari pihak HMI agar DPR dapat keluar dan memberikan pernyataan.
Elemen yang turun merupakan pengurus besar, badan koordinasi, dan cabang-cabang yang ada di wilayah badan koordinasi Jawa bagian barat. Persamaan suara dalam menuntut kenaikan harga BBM membuat beberapa mahasiswa Universitas Pamulang turut menyertai aksi tersebut. “Memang harus begitu, enggak bisa gerak sendiri-sendiri, harus kolaborasi,” tutur Affandi.
Ia berharap agar DPR tidak menindas rakyat dengan kenaikan BBM yang berdampak domino. Kenaikan harga BBM membuat kebutuhan lain juga meningkat, sementara jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi.
“Bukan hanya BBM-nya saja yang naik, tapi juga kebutuhan lain seperti transportasi dan lainnya. Rakyat miskin kita menurut World Bank di angka 138 juta jiwa yang berpendapatan kurang, di bawah $2 per hari,” ungkapnya.