Disway: Siapa Membunuh Putri (8) – Durian Lebat Sekebun Runtuh

Durian Lebat Sekebun Runtuh
ilustrasi diborgol--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – IMAJINASI tentang tahun 2000, jauh sebelum dekade itu sampai, dalam lirik-lirik lagu pop Doel Sumbang dan kasidah Nasida Ria adalah gambaran cemas tentang hidup yang serba mesin dan manusia tidur berdiri. Di kota pulau ini, saya melihat dan menjadi bagian dari kota yang ”tidur berlari sambil berkejaran dengan mesin”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya di kota ini adalah manusia tahun 2000 itu. Mengingat-ingat kegagapan dunia menyambut millennium baru, alat baru ini, konyol juga rasanya. Ada info tersebar bahwa perbankan akan kolaps, karena angka nol yang berderet itu membuat sistem komputer akan error. Kontrol penerbangan di bandara di seluruh dunia katanya juga akan kacau dan pesawat-pesawat yang lepas landas dan mendarat akan saling bertabrakan. 

Mesin besar itu mengatur hidupku.  Membuat saya harus menyesuaikan semua kegiatan dan kebiasaan lain dengan jadwal kerja mesin itu.  Mesin itu bernama Goss Community.  Hampir tiap malam saya menyempatkan diri – atau malah mewajibkan, bahkan jadi ritual karena apabila tidak kulakukan ada yang kurang rasanya – melihat bagaimana mesin cetak itu bekerja.  Mencetak halaman-halaman koran  yang baru saja kami kerjakan. 

Derunya yang monoton, tapi dinamis, seperti kereta yang membawa deretan gerbong panjang, bergerak tak putus-putus. Saya suka melihat bentangan kertas panjang mengulur dari rol di ujung mesin, menjadi tumpukan koran yang sudah terpotong dan terlipat rapi di ujung lain. Membawa hasil kerja pikiran kami, liputan kami, suntingan kami. 

Saya bahkan kadang-kadang terbawa imajinasi bahwa diriku pun terseret oleh gerbong-gerbong kertas itu! Kadang-kadang saya merasa terikut dalam perjalanan yang tak jelas mau ke mana tujuannya, atau apabila saya tahu, ini bukanlah tujuanku.  Fakta-fakta yang tiap hari saya buru begitu rapuh rasanya. Kebenaran bisa hanya berumur satu hari karena esok telah ada lagi keterangan lain menggantikannya. Itu mungkin sebabnya di saat-saat seperti saya jatuh cinta pada sastra, terutama puisi. Saya merasakan kebutuhan akan untuk masuk ke sana, demi kebenaran yang lebih awet.

Goss Community di aula besar percetakan kami itu adalah bukti kerja keras kami di Metro Kriminal. Target 30 ribu oplah di akhir tahun kami capai bahkan di bulan November tahun itu.  Kami dapat bonus dua bulan gaji. Untuk pertama kalinya, kami mendapatkan bagian dari laba perusahaan, hasil kerja kami.  Bagi karyawan seperti kami, yang tak punya saham kepemilikan, ini tentu saja membuat kami merasa memiliki tempat kerja kami. Bahkan mencintai. Saya mengajak  anak-anak redaksi untuk ”bekerja dengan cinta”, seperti nasihat Gibran.

Kami bergerak cepat, mengimbangi, kota pulau yang juga bergerak sangat cepat. Seperti disulap, kata seorang penyair Riau.  Seperti ponsel di tanganku ketika pertama kali saya memegang dan memakainya. Benar-benar terasa seperti sulap.  Sewaktu kecil dulu, saya dan teman-teman bermain meniru adegan dalam film fiksi ilmiah, bicara dari jarak jauh dengan alat komunikasi seperti telepon melingkar di tangan.  

Di kantor, setelah Bang Eel, saya pemilik ponsel nomor 2. Dia memberi Ericsson sebesar ulekan dan kartu perdana yang harganya tak akan saya beli dengan uang gaji saya.   Banyak pekerjaan terbantu dengan alat komunikasi dan teknologi baru ini.  Tapi bagiku  ini seperti mesin baru, mesin yang lain lagi yang mengatur dan menyeret hidupku ke arah lain.   

Bang Jon tak jadi bergabung di koran baru. Ia bikin majalah mingguan, yang banyak memberi porsi khusus berita-berita kriminal.  Dimodali pengusaha mobil dan eksporter pasir.  Ia tak terlalu yakin ketika mengajakku bergabung, mengingat penolakanku sebelumnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *