Mengaku Hanya Menyaksikan, Bripka RR Berniat Susul Bharada E

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Terkuak tindakan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR berwan melawan perintah atasannya Irjen Ferdy Sambo.

Perintah Ferdy Sambo itu yakni mengeksekusi Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kini, mantan ajudan Ferdy Sambo itu berniat mengikuti jejak Bharada Richard Eliezer alias Bharada E menjadi justice collaborator.

Hal itu diungkapkan tim kuasa hukum Bripka RR, Erman Umar.

Erman mengatakan pihaknya akan mengajukan justice collaborator bila mendapatkan ancaman setelah Bripka RR mencabut keterangan yang sama dengan skenario Irjen Ferdy Sambo.

Bripka RR, kata Erman, juga tak terima atas pasal yang menjeratnya.

Pasalnya, Bripka RR hanya menyaksikan kejadian pembunuhan Brigadir J. Bukan sebagai pelaku pembunuhan atau sebagai otak pelaku pembunuhan.

Selain itu, Erman mengungkapkan Bripka RR menolak saat Irjen Ferdy Sambo memerintahkan untuk menembak Brigadir J hingga akhirnya eksekusi dilakukan oleh Bharada E.

Adapun Bripka RR disangkakan dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 dan 56 KUHP, dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara paling lama 20 tahun.

“Tentunya menurut saya dia tidak menerima disangka (tersangka) pembunuhan. Dia hanya melihat atau menyaksikan,” ujar Erman, Jumat (9/9/2022). Dikutip dari Tribunnews.com.

Sementara itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) belum menerima permohonan resmi dari Bripka Ricky Rizal.

Juru Bicara LPSK Rully Novian mengaku pihaknya sangat terbuka untuk menerima dan menelaah permohonan perlindungan terhadap tersangka yang ingin bekerja sama dengan penegak hukum atau justice collaborator (JC).

Namun hingga saat ini LPSK belum menerima permohonan resmi dari tersangka maupun kuasa hukum Bripka RR.

“Kami sampai hari ini belum terima permohonan dari yang bersangkutan. LPSK terbuka untuk permohonan itu (JC). Silakan saja nanti kita akan lakukan penelaahan terhadap permohonan tersebut jika nanti betul jadi mengajukan permohonan,” ujar Rully dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/9/2022).

Bripka RR Berani Lawan Perintah Ferdy Sambo

Tindakan Bripka RR melawan perintah Ferdy Sambo diungkapkan pengacara Erman Umar.

Sebelum insiden penembakan terjadi, Irjen Ferdy Sambo memerintahkan Bripka RR untuk menembak Brigadir J.

Namun karena Ricky tidak kuat mental, Ferdy Sambo memintanya untuk memanggil Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.

Dalam rekonstruksi Bharada E yang melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Menurut Erman, sebelum kejadian penembakan kliennya dipanggil oleh Ferdy Sambo ke ruangan lantai tiga di rumah Saguling III.

Selain Ferdy Sambo di ruangan tersebut juga ada Putri Candrawathi.

Di situlah Putri menjelaskan Brigadir J telah melakukan pelecehan terhadap dirinya.

Di saat yang sama Ferdy Sambo menanyakan langsung kepada Bripka RR kesanggupannya untuk menembak Brigadir J.

“Baru dilanjutin ‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua?’ Dia (Bripka RR) bilang. ‘Saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental saya Pak, enggak berani, Pak’. ‘Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard’,” ujar Erman dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut Erman menjelaskan kliennya tidak tahu mengenai peristiwa dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J.

Menurut pengakuan Bripka RR, dirinya tidak di lokasi saat Brigadir J diduga melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.

Kala itu Bripka RR sedang menyiapkan perlengkapan dan keperluan anak Ferdy Sambo yang bersekolah di Taruna Nusantara.

“Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya (Ferdy Sambo), ‘apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’. ‘Enggak tahu’. ‘Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu’. Dan itu sambil nangis dan emosi. ‘Saya enggak tahu Pak’,” ujar Erman.

Adapun pemanggilan Bripka RR dan Bharada E ke ruangan lantai 3 di rumah Saguling terekam dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Dalam Rekonstruksi Ferdy Sambo memanggil anak buahnya menggunakan handy talky (HT).

Tak lama kemudian Ricky naik menggunakan lift.

Setelah berbincang dengan Sambo dan istri, Ricky kemudian keluar rumah dan memanggil Bharada E yang sedang berada di depan rumah Saguling.

Bripka RR Pindahkan Senjata Milik Brigadir J

Bripka RR sempat memindahkan senjata milik Brigadir J ke kamar anak Ferdy Sambo di Magelang.

Saat itu, Brigadir J dan Kuat Maruf sempat bersitegang.

Bahkan Kuat Maruf disebut-sebut sempat mengancam Brigadir J menggunakan pisau.

Erman mengatakan alasan Bripka RR memindahkan senjata Brigadir J adalah karena melihat perkelahian ajudan Ferdy Sambo tersebut dengan Kuat Maruf.

Kejadian tersebut membuat Bripka RR khawatir sehingga berinisiatif untuk memindahkan senjata Brigadir J.

Pemindahan senjata itu, kata Erman, dilakukan setelah Bripka RR diperintah oleh Putri Candrawathi untuk mencari Brigadir J.

“Sebelum turun (setelah diperintahkan Putri mencari Brigadir J), karena khawatir tadi ada cerita Kuat yang tegang (bersitegang -red), agak panik, pegang pisau, kemudian dia (Bripka RR) berinisiatif yang mungkin diketahui juga oleh Richard (Bharada E), bagaimanapun Yosua kan ada senjatanya.”

“Dia berinisiatif diambil senjata (Brigadir J), dipindahin ke kamar anaknya Ferdy Sambo,” katanya dalam Apa Kabar Indonesia Pagi yang ditayangkan di YouTube tvOne, Sabtu (10/9/2022).

Setelah itu, Erman mengatakan Bripka RR melanjutkan perintah Putri Candrawathi untuk mencari Brigadir J.

Mereka pun bertemu dan Bripka RR menanyakan apa yang terjadi antara Brigadir J dan Kuat Maruf.

“Ketemu dengan Yosua. ‘Ada apa ini Yosua? kata si RR’. (Brigadir J jawab) Nggak tau tuh bang, Om Kuat kok marah-marah sama saya’,” kata Erman.

Kemudian, Bripka RR pun membujuk Brigadir J agar mau untuk menemui Putri Candrawathi di kamarnya.

Sesampainya di kamar Putri, Brigadir J duduk di lantai di sebelah ranjang Putri Candrawathi.

Sedangkan Bripka RR menunggu di luar yang tidak jauh dari kamar istri Ferdy Sambo itu.

“Setelah itu keluar Yosua dibawa lagi oleh RR ke bawah biar gak bersinggungan dengan Kuat. Ternyata sesampainya di bawah ditanya lagi sama RR ‘Gimana sih, ada apa sih, Yosua?’ (Brigadir J jawab) ‘Oh enggak apa-apa bang’,” ujar Erman.

Lalu, lanjutnya, Bripka RR tidak lagi bertanya kepada Brigadir J dan meninggalkannya. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *