Benarkah Orang Indonesia Berbahasa Arab?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Nani Ayum (Sekretatis MTP IPHI Sumut)

Hajinews.id — Prof. Hj. Pujiati Chalid M. Soc. Sc Ph.D. adalah Pengurus MTP IPHI SUMUT dan Guru Besar Sastra Arab di USU menyampaikan ceramah yang cukup menarik pada Pengajian Rutin MTP IPHI SUMUT diketuai Hj. Aswita Lubis dan Sekretarisnya Hj.Nani Ayum Panggabean pada Pengajian Hari Sabtu,10 September 2022 di Kantor IPHI SUMUT Jalan Nibung Raya Medan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Posisi bahasa Arab bagi masyarakat Indonesia, memiliki emosial yang sangat kuat dari dulu hingga sekarang. Oleh sebab itu tidak dapat dibandingkan dengan bahasa Asing lainnya. Bisalah Bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa nasional kedua bagi orang Islam.

Bahasa Arab dipakai oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang Muslim hampir 90 persen, seperti ketika beribadah Shalat setiap waktu, Membaca Al Qur’an, berzikir, membaca doa pada kehidupannya sehari – hari, seperti do’a makan, doa mau tidur, sampai do’a bangun tidur dan lain sebagainya. Hajat Perkawinan ,Khitanan juga ada Marhaban dan Shalawatan. Semuanya menggunakan bahasa Arab.

Jadi bisa dipastikan orang yang beragama Islam memiliki pengetahuan tentang bahasa Arab. Hanya sekitar sepuluh persen sisanya saja yang beragama non-Islam.

Namun demikian ketika orang Indonesia berbahasa Indonesia juga menggunakan bahasa Arab, karena kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil kosakata dari bahasa Arab. Porsinya bahkan sangat banyak. Hampir 40 persen kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab. Sebut saja misalnya istilah hari dalam sepekan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu; semuanya mengadopsi dari bahasa Arab. Hanya satu istilah hari saja yang bukan dari bahasa Arab yaitu Minggu. Tapi jika orang menyebut hari minggu dengan istilah Ahad maka semua istilah hari berasal dari bahasa Arab.

Kebanyakan orang Indonesia juga memiliki nama dengan bahasa Arab. Baik nama bagi laki-laki maupun nama untuk perempuan. Diantara nama yang sangat banyak digunakan adalah Abdullah yang artinya Hamba Allah. Selain itu juga ada nama-nama yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan; sebut saja misalnya ada Fauzi dan Fauziah, Said dan Saidah, dan seterusnya. Bahkan bukan hanya nama orang yang menggunakan bahasa Arab, banyak nama lembaga, sekolah, universitas juga menggunakan bahasa Arab. Bahkan lembaga tertinggi di Indonesia juga menggunakan kata bahasa Arab. pungkas Jama’ah pada waktu berdiskusi.

Prof Pujiati memotivasi Jama’ah pengajian MTP IPHI SUMUT bahwa Belajar Al Qur ‘an itu adalah mudah. Pada Makalahnya dikatakan Pengajar Al Quran, sejatinya adalah Allah. Guru/ Ustadz hanya sebagai penyampai. Yang memahamkan, yang bikin kita mengerti, adalah Allah, Sang Guru Sejati .

Pada Surat Ar-Rahman 1-2

الرَّحْمَٰنُ……ا عَلَّمَ الْقُرْآنَ….

 

1. “Ar Rahaman (Tuhan) Yang Maha Pemurah”

2.”Dialah yang telahَ mengajarkan Al Qur’an.”

 

Allah sendiri yang menjamin bahwa Al Quran itu mudah dipelajari. Al Quran didesain sedemikian rupa sehingga mudah dipelajari. Bagaimana desainnya? Kosakata Bahasa Arab yang digunakan di dalam Al Qur’an hanya sebanyak 2.065 kosa kata saja. Berarti kita hanya butuh menghafal 2.065 kosa kata. Apakah sulit?

Mari kita lihat: Dari 2.065 kata tersebut, ada 939 kosakata yang diulang berkali-kali hingga mencapai 84,2% , total kosakata Al Quran.Jadi sebenarnya jika kita menghafal 939 kosakata tersebut, otomatis kita sudah menguasai 84,2% kosa kata Al Qur’an.

Bila kita Menghafal 939 kosa kata saja. Masih sulit? Insya Allah dengan metode Tamyiz, menghafal 939 kosa kata akan sangat menyenangkan. Dan Insya Allah tidak akan lupa. Berikutnya: Sebagian besar (80%) kosa kata Al Quran ada di QS Al Baqarah.

Artinya: kita bisa lebih focus menghafal kosa kata yang ada di Al Baqarah. Kalau kita menguasai kosa kata di Al Baqarah, sama artinya kita menguasai 80% kosa kata Al Qur’an. Jadi? Masih menganggap belajar Al Quran itu sulit?Jika selama ini jika kesulitan dalam mempelajari Al Quran, maka bukan Al Qur’annya yang sulit, melainkan kita belum menemukan Methodenya.

Di Akhir pengajian, Jama’ah MTP bersemangat menyampaikan serba serbi pengalaman mereka mengajar Al – Qur’an. Demikian berita Medan Sumatera Utara. (NA)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *