Dari PSI Hingga ke PSSI, Gede Bacot Sepi Prestasi

Dari PSI Hingga ke PSSI
Yusuf Blegur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Begitupun dengan sekjend PSSI Yunus Nusi yang ngomongnya mencla-mencle soal JIS karena takut sama ketuanya. Sama seperti kebanyakan suasana di partai politik, hampir semuanya senang menjadi kacung berlagak elit, tidak ada kebebasan dan karakter meski hanya untuk berpikir, bersuara dan bersikap. Alih-alih memajukan sepak bola Indonesia, pengurus PSSI lebih banyak menjadi faktor utama kemunduran sepak bola nasional.

Sebaiknya PSSI lebih fokus lagi membenahi wajah timnas  serta perkembangan sepak bola di tanah air.  Pengurus  PSSI harusnya diisi oleh orang-orang yang  profesional dan memahami sepak bola, tidak asal comot. Orang-orang yang kapabel, kompeten dan akuntabel wajib ada agar sepak bola Indonesia bermartabat dan membanggakan. Sepak bola Indonesia tanpa suap dan korupsi, tanpa katabelece dalam perekrutan pemain timnas, tanpa tawuran penonton dan pemain  serta yang utama mampu membuat prestasi yang membanggakan. Itu menjadi wajib dan penting buat Ketum PSSI dan jajarannya ketimbang mengurus politik dan agenda lainnya di luar sepak bola. Perhatikan saja kesejahteraan pemain sepak bola baik timnas, klub dan usia dini agar memiliki motivasi dan semangat menjadi bintang dengan contoh dan keteladanan memimpin PSSI.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jadi kalau sudah tidak punya kinerja yang baik, jangan lebih mempermalukan diri  lagi dengan omong kosong dan perilaku yang memuakan. Jangan seperti partai politik tanpa integritas atau lebih buruk lagi sebagai buzzer yang hobi menyebar intrik, isu dan finah.

Sekali lagi saran sekaligus pesan moral buat ketum PSSI, jangan kebanyakan omong dan betingkah. Jangan  ssmpai supporter dan rakyat berseloroh, dari PSI ke PSSI gede bacot sepi prestasi.

Catatan dari pinggiran kritis dan kesadaran perlawanan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *