Kisah Abu Nawas: Mencium Telinga Hakim, yang Kiri Bau Busuk, Kanan Harum, Ternyata…

Kisah Abu Nawas: Mencium Telinga Hakim
Kisah Abu Nawas: Mencium Telinga Hakim
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Berikut ini adalah kisah ketika Abu Nawas diminta untuk menjadi qadhi atau hakim oleh raja Harun Al Rasyid.

Namun Abu Nawas tidak mau diangkat, akhirnya dia bisa menolak permintaan raja dengan cara yang cerdik.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun kisahnya adalah sebagai berikut, dikutip dari youtube humor sufi official.

Suatu hari Raja Harun Al Rasyid mengadakan rapat dengan para menterinya untuk mengangkat Abu Nawas menjadi hakim.

“Apa pendapat kalian mengenai Abu Nawas yang hendak kuangkat sebagai qadhi (hakim)?” kata Raja.

“Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka sebaiknya Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi,” jawab menteri.

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yang sama.

“Tuanku, Abu Nawas telah menjadi gila karena itu dia tak layak menjadi qhadi,” tambah yang lain.

“Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, karena bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh, kita mencari kadi yang lain saja,” jawab Raja.

Namun, setelah satu bulan berlalu, Abu Nawas masih dianggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain menjadi kadi kerajaan Baghdad.

Konon, dalam suatu pertemuan besar ada seseorang bernama Fulan yang sejak lama berambisi menjadi Kadi.

Dia mempengaruhi orang-orang di sekitar Baginda untuk menyetujui jika ia diangkat menjadi Kadi, maka tatkala ia mengajukan dirinya menjadi Kadi kepada Baginda Raja, maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Fulan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur kepada Tuhan.

“Alhamdulillah aku telah terlepas dari balak yang mengerikan. Tapi sayang sekali kenapa harus Fulan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang lain saja,” ucap Abu Nawas dalam hati.

Lalu, kisah Abu Nawas menolak menjadi hakim dengan cara pura-pura gila bukan tanpa alasan.

Begini kisahnya, ketika ayah Abu Nawas sakit parah dan hendak meninggal dunia, ia panggil Abu Nawas untuk menghadap.

Abu Nawas pun datang mendapati bapaknya yang juga pernah menjadi seorang hakim atau kadi.

“Hai anakku, aku sudah hampir mati, Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku,” pinta sang bapak.

Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir bapaknya.

la cium telinga kanan bapaknya, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *