Ngeri! Dunia Gelap, Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Ekonomi RI Terkini

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan mengenai situasi perekonomian Indonesia terkini di tengah global yang bergejolak dan banyak negara yang ambruk.

“Indonesia sampai semester I-2022 ini level dari PDB sudah 7,1% di atas level sebelum pandemi,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Dari negara ASEAN 7 dan G20 dan lainnya relatif recover namun masih banyak level sama atau sedikit lebih baik dari pra pandemi. Bahkan Meksiko, Thailand dan Jepang masih di bawah PDB lebih rendah dibandingkan 2019 sebelum pandemi terjadi,” jelasnya.

Pemulihan ekonomi terus berlanjut hingga Agustus 2022. Ditandai dengan konsumsi rumah tangga yang stabil yang terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih positif.

Kemudian realisasi PMI manufaktur yang naik dari 51,3 menjadi 51,7 pada Agustus.

Neraca perdagangan pada Agustus surplus US$ 5,76 miliar, serta nilai ekspor Indonesia pada periode itu berhasil tumbuh 30,15% secara year on year (yoy) mencapai US$ 27,91 miliar.

Sementara impor pada periode yang sama US$ 22,15 miliar naik 32,81% yoy. Capaian ini juga sekaligus mencatatkan surplus sebanyak 28 kali berturut-turut.

“Ini yang menjadi salah satu daya tahan dari perekonomian pada dunia mengalami guncangan. Namun tak boleh terlena, karena ekspor tergantung negara tujuan dan negara lain mengalami pelemahan. Jadi harus hati-hati menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dari eksternal kita,” paparnya.

Inflasi menjadi salah satu yang harus diwaspadai. Efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa mendorong inflasi jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hingga Agustus inflasi sudah mencapai 4,69%.

“Kita fokus untuk mengendalikan inflasi terutama yang berasal dari faktor harga pangan yang tidak kita impor dan jaga dari sisi pasokannya,” ujarnya.

Meski demikian, Sri Mulyani tetap optimis ekonomi Indonesia pada akhir tahun tumbuh di atas 5%. Seperti yang juga diramalkan oleh banyak lembaga asing, seperti Bank Dunia, IMF dan ADB pada kisaran 5,1-5,4%.

“Ini menggambarkan confidence dan kinerja perekonomian resilience terhadap pelemahan ekonomi global. Ini positif namun harus kita jaga,” tegas Sri Mulyani.

Sumber: CNBC

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *