Ketika Ali Bin Abi Thalib Ditantang Salat dengan Khusyuk Sempurna oleh Rasulullah SAW

Ali Bin Abi Thalib Ditantang Salat dengan Khusyuk
Ali Bin Abi Thalib Ditantang Salat dengan Khusyuk
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Perkara khusyukan dalam salat memang bukanlah hal yang mudah. Hal ini dibuktikan dari salah satu kisah Ali bin Abi Thalib RA yang pernah gagal dalam memenuhi tantangan untuk Salat khusyuk dengan sempurna dari Rasulullah SAW.

Kisah ini diceritakan Ustaz Muksin Matheer yang kemudian diterjemahkan A.R. Shohibul Ulum dalam buku Ali bin Abi Thalib. Salat khusyuk yang dimaksud ini adalah khusyuk yang sempurna dimulai dari niat hingga salam tanpa terganggu dengan apapun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Cerita bermula saat Rasulullah SAW tengah duduk-duduk di teras Masjid Nabawi bersama para sahabat sembari menanti waktu Salat tiba. Di tengah hangatnya diskusi, datangnya seorang suku Badui dan hendak bertanya pada Rasulullah SAW.

Perkara yang ditanyakan oleh orang suku Badui tersebut adalah soal Salat yang tidak khusyuk karena mencampuradukkan ibadah dengan pikiran soal dunia. Kemudian dia pun bertanya pada Rasulullah SAW mengenai cara supaya Salat dengan khusyuk.

Pertanyaan orang Badui ini bisa jadi mewakili sebagian besar muslim lain yang berada jauh di ‘lingkaran’ Rasulullah SAW karena tinggal di pedalaman. Bukan dari kalangan sahabat Muhajirin maupun Anshar.

Belum sempat Rasulullah SAW menjawab pertanyaan tersebut, Ali bin Abi Thalib yang juga hadir di sana berkata dengan tegas, “Salat yang seperti itu tidak akan diterima Allah, dan Allah tidak akan memandang Salat seperti itu,”

Mendengar itu, Rasulullah SAW pun kembali bertanya pada Ali. Pertanyaannya lebih kepada membuktikan perkataan yang disebutkan oleh Ali sebelumnya.

“Wahai Ali, apakah engkau mampu mengerjakan Salat 2 rakaat karena Allah semata tanpa terganggu dengan segala kesusahan, kesibukan, dan bisikan-bisikan yang melalaikan?”

“Aku mampu melakukannya, Ya Rasulullah,” jawab Ali dengan yakin.

Tentunya, Rasulullah SAW sudah yakin bahwa sahabat-sahabat terdekatnya dari kaum Muhajirin ataupun Anshar bisa melakukan Salat khusyuk karena Allah SWT semata. Mengingat, sehari-harinya mereka sudah melihat dan mengikuti contoh nyata dari beliau.

Meski demikian, Rasulullah SAW hendak memberikan pelajaran berharga bagi orang Badui tersebut. Sebab Islam adalah rahmatan lil ‘alamin dan tidak eksklusif bagi ‘lingkaran’ sekitar Rasulullah SAW saja.

Begitu mendengar kesanggupan Ali, Rasulullah SAW tidak meragukan sahabat lainnya bisa melakukan hal tersebut. Beliau pun menambahkan sedikit ‘gangguan.’

Sebelum Ali mengambil air wudhu untuk bersiap menunaikan Salat, Rasulullah SAW tersenyum padanya dan berkata, “Wahai Ali, jika engkau mampu melakukannya, aku akan memberimu surbanku kepadamu. Engkau bisa memilihnya, yang buatan Syam atau Yaman,”

Sebagaimana diketahui, kedua sorban tersebut dikenal memiliki kualitas terbaik. Kemudian Ali pun bangkit dan mengambil wudhu. Setelahnya ia segera melakukan Salat dua rakaat yang disanggupinya kepada Rasulullah SAW.

Semua yang hadir, termasuk orang Badui tersebut, hampir yakin bahwa Ali memperoleh hadiah dari Rasulullah SAW. Sesudah Ali Salat, Rasulullah SAW pun bertanya, “Wahai Abul Hasan dan Husain, bagaimana pendapatmu? Bisakah engkau mengerjakannya dengan khusyuk dan sempurna?”

“Demi kebenaranmu, ya Rasulullah SAW,” jawab Ali dengan murung.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *