Hajinews.id – Namanya selalu dikenang hingga kini. Dialah Abu Nawas. Nama lengkapnya Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami.
Kisah Abu Nawas: Syair Abu Nawas Pemabuk Lebih Mulia dari Orang Salat Membuat Harun Ar Rasyid Marah, Ini Maksud Syairnya
![Syair-Abu-Nawas-Pemabuk-Lebih-Mulia-dari-Orang-Salat-Membuat-Harun-Ar-Rasyid-Marah,-Ini-Maksud-Syairnya Syair Abu Nawas Pemabuk Lebih Mulia dari Orang Salat](https://hajiassets.hajinews.co.id/wp-content/uploads/2022/10/02190918/Syair-Abu-Nawas-Pemabuk-Lebih-Mulia-dari-Orang-Salat-Membuat-Harun-Ar-Rasyid-Marah-Ini-Maksud-Syairnya.jpg)
Hidup di masa pemerintahan Raja Harun Ar Rasyid dari Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Bahkan Abu Nawas enggan ketika akan diangkat menjadi seorang kadi atau hakim. Karena wasiat ayahnya.
Akhirnya ia berpura-pura gila dengan memperlakukan pohon pisang layaknya kuda.
Selain kisah tentang perilakunya yang lucu, konyol dan jenaka. Ternyata Abu Nawas juga seorang sufi yang ahli di bidang Al-Qur’an dan hadits.
Dia juga sering memecahkan teka-teki yang sebelumnya tidak bisa dipecahkan. Sehingga dia sering mendapatkan hadiah dari Raja Harun Ar Rasyid.
Namun terkadang tingkah konyol dan kontroversi Abu Nawas memancing kemarahan Raja Harun Ar Rasyid.
Dikutip dari Youtube HUMOR SUFI OFFICIAL, bahwa selain melucu, semasa hidupnya, Abu Nawas sering melontarkan pernyataan yang kontroversi dan nyeleneh.
Bahkan dia juga terkenal sebagai pujangga Arab yang gemar mabuk dan dianggap agak gila.
Salah satu kegemaran Abu Nawas adalah menenggak minuman keras atau minum khamar.
Sehingga orang-orang di zamannya menjuluki sebagai penyair khamar. Tetapi sebenarnya dia sufi yang tidak menampakkan ibadahnya.
Bahkan Abu Nawas pernah membuat sebuah syair tentang khamar atau minuman keras yang membuat Raja Harun Ar Rasyid Marah.
Adapun gubahan syairnya adalah sebagai berikut:
“Biarkan masjid diramaikan oleh orang-orang yang rajin ibadah. Kita di sini saja bersama para peminum khamar dan saling menuangkan. Tuhanmu tidak pernah berkata, celakalah para pemabuk. Tapi dia pernah berkata, celakalah orang-orang yang salat.”
Tetapi salah satu penasihat istana memberikan masukan pada Raja Harun Ar Rasyid.
“Wahai paduka yang mulia, penyair mengatakan apa-apa yang tidak mereka lakukan. Maka maafkanlah dia,” kata penasihat tadi.
“Apa yang disampaikan Abu Nawas dalam syairnya ditujukan kepada orang yang mengerjakan salat tapi hanya ingin dipuji manusia dan ingin dianggap alim. Padahal di hatinya sama sekali tidak ada kepedulian terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin,” kata penasihat menambahkan.
Mendengar pernyataan penasihat itu, maka amarah Raja Harun Ar Rasyid terhadap Abu Nawas mereda.