Banyak Korban Anak di Tragedi Kanjuruhan, Netizen: Pembunuhan Keji dan Tidak Becus

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Tragedi Kanjuruhan tengah menjadi buku hitam yang sedang dicatat dalam sejarah Indonesia, karena telah dipastikan menelan kematian hampir 200 orang.

Jumlah yang tidak sedikit, dan lebih tragis lagi nyawa-nyawa tersebut dilaporkan mayoritasnya merupakan para pemuda, tak terkecuali anak di bawah umur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal yang membuat banyak netizen mengomentari secara tegas asal muasal dari tragedi ini bisa terjadi dan menimbulkan kematian yang begitu banyaknya dalam satu waktu.

Kisah pilu ini terjadi pada laga Arema FC saat menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 kemarin.

Laga yang awalnya berjalan baik-baik saja, namun terlihat menjadi emosional saat tim tuan rumah Arema tidak bisa mencari gol penyeimbang hingga peluit akhir ditiupkan.

Kekalahan yang dirasa tidak pantas mengingat, bertahun-tahun Singo Edan mampu mengendalikan lawannya itu.

Persebaya bukan lawan sembarangan bagi Arema, namun sebuah tim dengan corak rivalitas yang kuat.

Kendati kedua tim berasal dari satu Provinsi yang sama yaitu Jawa Timur, bahkan jarak Kota keduanya pun seperti bertetangga.

Hasil kekalahan telah membuat fans Arema bernama Aremania murka dan memilih secara massal turun ke lapangan.

Aksi tersebut sontak membuat petugas keamanan menjadi panik dan melakukan langkah penembakan gas air mata.

Tindakan yang sebenarnya dilarang oleh badan sepak bola dunia FIFA di dalam upaya mengamankan jalannya pertandingan.

Akibat tindakan tersebut, gas air mata yang ditembak segera menyembur dan menyebar.

Sifatnya yang menyatu dengan udara membuat bukan saja pada lokasi tembak asap menuju, melainkan ke banyak tempat.

Asap tebal putih tersebut pun kemungkinan tidak hanya mengenai target pada pendukung yang turun ke lapangan.

Melainkan para pendukung lain yang tidak turun, seperti anak-anak dan wanita yang sekedar datang untuk menyaksikan permainan kedua tim.

Gas tersebut yang diduga menjadi penyebab dari kematian orang-orang di Stadion Kanjuruhan, hingga membuat kepanikan massa suporter.

Di mana, ketika gas terhirup hidung, mulut, atau bahkan mengenai muka, reaksi sesak dan perih akan dialami.

Berdasarkan laporan Dinkes Kabupaten Malang di pukul 11.30 WIB Minggu, 2 Oktober 2022, dikatakan bahwa korban meninggal akibat insiden tersebut mencapai 182 orang atau nyaris terhitung 200.

Seorang netizen bernama @Saputra_2414 berkomentar atas tragedi pilu ini dengan menyoroti tindakan dari petugas yang gagal mengendalikan situasi.

“Pembunuhan keji akibat lalai dan tidak becus mengendalikan situasi sangat jelas tidak profesional,” cuitnya pada 12.26 WIB Minggu, 2 Oktober 2022. (dbs).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *