Astagfirullah! Ada Aroma Efek Judi di Tragedi Kanjuruhan?

Efek Judi di Tragedi Kanjuruhan
Arteria Dahlan. Foto; istimewa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – UPAYA merangkai puzle demi puzle untuk mengungkap penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan terus digeber banyak pihak. Selain dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Kompolnas, Ombudsman dan lembaga lain juga dari DPR RI. Salah satunya dari Komisi III DPR RI yang diwakili Arteria Dahlan. Dia hadir langsung ke stadion yang menjadi lokasi tragedi meninggalnya 132 suporter tersebut.

Usai meninjau lokasi, Dahlan menyebut ada indikasi praktik perjudian di balik laga Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 itu. Dugaan tersebut didasari atas keputusan laga digelar pada malam. Legislator dari PDIP itu menyebut, digelarnya laga sepakbola pada malam hari begitu menguntungkan dari segi hak siar televisi. Tak hanya itu, penonton pasti lebih banyak yang hadir dibandingkan main siang. “Saya dulu mantan pengurus PSSI tahun 2015. Jadi paham betul keadaan main sepak bola. Main siang sama main malam itu beda. Main malam itu jelas penontonnya lebih banyak dan indikasi judinya ada,” ujar Arteria Kamis (13/10) kemarin.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kecurigaan Arteria tidak hanya di situ. Kepada wartawan dia mempertanyakan pada hasil skor yang dimenangkan Persebaya. Ia begitu heran tuan rumah dengan suporter yang mendominasi bisa kalah dengan tim tamu. “Ini juga perlu dicermati. Masak seluruh stadion full Arema kok bisa kalah 2-3 Itu?” ucap dia dengan nada heran.

Arteria menegaskan, maksud pernyataannya tersebut merupakan poin yang akan digali fakta dan kebenarannya. Begitu juga tiket yang terjual. Idealnya, tiket yang dijual harus 80 persen dari jumlah kapasitas stadion. Kenapa? Supaya ada tribun yang dibuat kosong demi keselamatan. “Itu aturan FIFA. Makanya kita akan gali itu. Jangan sampai juga ada tiket yang muter,” terang dia.

Arteria juga menyebut, jika penyebab kejadian tersebut belum ada hasil yang diperoleh dari TGIPF, bukan tidak mungkin DPR meminta membentuk pengawasan khusus (pansus). Karena, kejadian ini harus diusut tuntas setuntas-tuntasnya. “Tenang saja, kita pasti akan usut. Ini kejadiannya bukan karena nonton bola, bukan main bola, ini karena udah bubaran bola yang bisa meninggal ratusan orang,” kata dia.

Selain itu, Arteria menegaskan, jangan sekali-melontarkan kata-kata yang bisa memperkeruh suasana. Seperti yang dilontarkan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo beberapa hari lalu. Ia menyebut polisi menemukan 46 botol berisi minuman keras (miras). Namun kabar itu dibantah keras Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang Nazarudin Hasan Seliant. Dia menyebut tentang barang bukti yang diklaim miras itu tidak benar. Menurut Nazar, 46 botol yang diklaim miras oleh polisi sebenarnya adalah obat untuk sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Kita nanti akan kritisi kadiv humas. Dia sudah mengatakan kekeliruan dua kali. Pertama mengatakan ditemukan banyak miras di stadion. Kedua dia mengatakan orang meninggal bukan karena gas air mata,” kata dia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *