Coretan ‘Sarang Pungli-Sarang Korupsi’ di Markas Polres Luwu, Pelaku Mengaku Polisi Sarat Prestasi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Nana Sudjana, mengunjungi anggota Polres Luwu Aipda Haerul di RSKD Dadi, Jl Kantor Daeng Pasewang, Makassar, Senin (17/10/2022) malam.

Aipda Haerul adalah oknum polisi yang mencoret-coret Markas Polres Luwu dengan tulisan ‘Sarang Pungli-Sarang Korupsi’.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kehadiran Irjen Pol Nana disambut Direktur RSKD Dadi dr Amran Bausat dan dokter jaga pasien.

Dalam kesempatan itu, Irjen Nana Sudjana menanyakan kondisi terkini Aipda Haerul.

Setelah itu, Irjen Nana Sudjana melihat langsung kondisi Aipda Haerul di dalam kamar khusus perawatan.

Kehadiran Irjen Pol Nana di pintu kamar disambut Aipda Haerul dengan hormat.

Hormat Aipda Haerul pun dibalas sang jenderal Nana Sudjana.

“Mohon maaf jenderal,” ucap Aipda Haerul dari dalam kamar saat melihat Irjen Nana di depan pintu.

Setelah itu, Aipda Haerul menjabat tangan Irjen Pol Nana Sudjana sembari membungkuk.

“Bagaimana sehat?” Tanya Irjen Pol Nana sembari menepuk pundak Aipda Haerul.

“Siap. Alhamdulillah sehat, tidak pernah sakit,” jawab Aipda Haerul.

Irjen Pol Nana pun menanyakan alasan Haerul mencoret-coret Markas Polres Luwu.

Aipda Haerul mengaku sebelum aksi coret-coret itu dilakukan, ia sudah melakukan protes terlebih dahulu.

“Saya sudah protes melalui telegram, kemudian saya tegur lagi di Facebook, kemudian di tempat apel, kemudian di masjid Allah Al Ikhlas saya tuntun di situ ada Pak Kapolres.

“Kenapa dua hari setelah itu, keluarga saya mengurus SIM tetap disuruh bayar Rp 250 ribu, baru terakhir saya mencoret-coret,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Aipda Haerul juga mengaku pernah berobat terkait dugaan gangguan kejiwaan yang dialami.

“Saya memang pernah berobat, tapi saya mau ceritakan, pernah berobat tapi ini harus diketahui khalayak,” kata dia.

Ia memberitahu kan ke khalayak, bahwa dirinya pernah menjabat Kanit Tipikor dan memenjarakan sejumlah pelaku korupsi.

“Saya kanit Tipidkor, tapi tetap melaksanakan puasa sunnah, empat hari empat malam saya di rumah sakit saya tidak pernah tinggalkan salat lima waktu dan salat tahajjud,” ucapnya.

Bahkan ia mengaku pernah mendapat penghargaan dari dua Kapolri berbeda.

“Penghargaan saya dua kapolri, satu kapolda, dan tiga kapolres berbeda,” bebernya

“Empat kepala dinas, satu camat, dua pak lurah, 18 kepala desa, 32 sekdes dan PNS saya semua penjarakan,” sambungnya.

Begitu juga para kontraktor nakal kata Haerul, pernah dia penjarakan.

“Allahuakbar dengan puluhan kontraktor, tiga kepala bidang di provinsi saya penjarakan,” bebernya.

Aipda Haerul juga merasa dikucilkan dengan prestasi yang ia klaim

“Saya ini penghargaanku Allahuakbar, baru saya tidak pernah diperhatikan perwira, mana saya diperhatikan, saya dikucilkan terus lailahaillallah,” ungkap Haerul.

“Banyak penghargaanku, saya ini penyidik yang berprestasi dalam penanganan kasus-kasus korupsi,” ucapnya lagi.

Terakhir, ia menyampaikan permohonan maaf ke Irjen Pol Nana Sudjana sebelum beranjak.

“Maafkan saya jenderal, saya ini sehat wal afiat. Mana sakit saya, mana sakit saya, ini harus dibenarkan,” tuturnya.

Namun, pengakuan dari Aipda Haerul itu belum dapat dipastikan apakah ia dalam kondisinya normal atau seperti apa.

Sebab, ia masih dalam proses observasi tim dokter RSKD Dadi untuk menentukan diagnosis yang dialami.

Pengakuan Aipda Haerul terkait penghargaan yang diraih telah didengar Kapolres Luwu AKBP Asriandi.

“Dulu katanya memang seperti itu (berprestasi), saya juga belum lihat penghargaannya. Tapi, berdasarkan cerita teman-temannya, memang dia (berprestasi) entah apakah itu salah satu triggernya juga,” kata Asriandi ditemui seusai kunjungan Kapolda Sulsel.

Cerita lain yang diperoleh Asriandi, Haerul mulai mengalami ‘gangguan’ setelah ayahnya meninggal dunia pas puncak-puncak kasus Covid-19 2020-2021 lalu.

“Teman-temannya yang lain cerita, puncaknya itu pas Covid, bapaknya. Disitu dia mungkin titik awal depresi,” ungkap Asriandi.

Namun, demikian pihaknya mengaku siap dikoreksi dan akan terbuka jika apa yang dicoret Haerul terkait dugaan pungli dan korupsi di Polres Luwu, benar adanya.

“Sekali lagi terkait masalah benar tidaknya tulisan itu, kita terbuka untuk dikritik itu,” tegasnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *