Wacana Elite yang Serba Elitis

Wacana Elite yang Serba Elitis
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id. Foto/ilustrasi: ist/Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Kaum elite, atau kelas menengah atas, memang senantiasa menjadi produsen wacana di ruang-ruang publik. Bagaimana pun mereka yang menguasai berbagai infrastruktur pemrosesan ide-ide. Mereka yang menentukan warna maupun bentuk dari konstruksi wacana yang mesti disajikan sebagai menu santapan kalangan menengah ke bawah. Namun nampaknya, semenjak periode kedua pemerintahan Jokowi, wacana elit politik demikian elitis, sehingga terjadi gap antara realitas sosial dengan konstruksi wacana yang disajikan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Munculnya sosok figur Anies Baswedan yang di gadang-gadang oleh Partai Nasdem sebagai calon Presiden tahun 2024, nampaknya telah menimbulkan kekhawatiran mendalam dikalangan elit oligharki.

Kita bisa menyaksikan bagaimana reaksi Jokowi, Luhut, KPK, PDI Perjuangan demikian panik dengan munculnya sosok Anies Baswedan. Para surveyor, buzzer, media mainstream digerakkan tentu dengan biaya yang besar untuk “mengempeskan” gelembung ekspektasi publik pasca Anies Baswedan di deklarasikan oleh Partai Nasdem. Akibatnya, wacana elit politik makin menjadi elitis, hanya seputar dialektika, dinamika politik perebutan kekuasaan. Tragedy kemanusiaan di Kanjuruhan yang menelan ratusan korban, dengan 134 diataranya meninggal dunia, bahkan tidak menurunkan tensi percakapan perebutan kekuasaan. Demikian halnya dengan ancaman resesi ekonomi, dengan inflasi yang kian tinggi, nilai tukar rupiah yang makin lemah terhadap dollar, tidak banyak memperoleh perhatian kelas menengah ke bawah, dan hanya jadi perbincangan elit politik saja.

Ribuan bencana alam yang dilaporkan BMKG dengan seratusan ribu jiwa terdampak, banir bandang di sejumlah daerah dengan korban materiil yang besar, tentu saja memperburuk keadaan masyarakat, namun itupun tidak banyak memperoleh perhatian di ruang-ruang publik.

Disamping wacana elitis seputar perebutan kekuasaan, wacana yang cukup banyak memperoleh perhatian lainnya adalah kasus Sambo. Kasus Sambo telah membuat wajah kepolisian “babak belur”, karena kasus pembunuhan berencana itu, juga membuka banyak sekali kebobrokan di kepolisian yang ternyata selama ini “berselingkuh’ dengan par a penjahat. Ironisnya elit kepolisian rupaya selama ini telah dikooptasi sedemikian mendalam oleh para mafia judi dan narkoba. Desakan reformasi atas kepolisian pun tidak terhindarkan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *