Menurut KH mam Tauhid, KH Wahid Hasyim telah melatih dirinya berpuasa sejak masih remaja, yaitu sejak usia 12 tahun.
“Makan hanya sayuran, tempe tahu, jarang makan ikan sama sekali. Ayah Gus Dur itu juga tiap malam selalu melakukan sholat tahajud,” katanya.
Gus Sholah mengungkapkan, dari seringnya berpuasa tersebut, membentuk ayahnya menjadi seorang yang memiliki karakter yang disiplin, penuh keramat, penuh keramahan, kesabaran, dan berperilaku berlaku adil.
Gus Sholah menceritakan, KH Wahid Hasyim pernah menegur istrinya Nyai Sholichah karena menolak memberi tumpangan kepada seorang anggota konstituante yang menyudutkannya dalam persidangan.
“Urusan pekerjaan dan pribadi tidak bisa dicampur aduk, itu lain urusannya,” ungkap Gus Sholah menirukan ungkapan ayahnya kepada ibunya.
Karena watak yang digembleng dirinya sendiri dan tentu keluarganya, dalam usia relatif muda, ayah Gus Dur itu telah menjadi tokoh Nasional.
KH Wahid Hasyim menjadi orang termuda pada Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI bersama Soekarno dan Muhammad Hatta serta tokoh lainnya.
Ayah Gus Dur itu juga tercatat pernah menjadi orang pertama dalam usia muda yang menjadi pemimpin umat Islam Indonesia mewadahi 13 organisasi masa Islam di Indonesia, yaitu di Majelis Islam A’ala Indonesia atau MIAI.***