Fenomena PHK, Terutama di Bidang Start Up, Ma’ruf Amin: Ratusan Ribu Karyawan Terdampak

Ilustrasi PHK (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menanggapi fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK oleh sejumlah perusahaan baik startup maupun perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur belakangan ini. Ia memperkirakan hal tersebut akan berlangsung hingga akhir tahun 2022 ini.

“Menjelang akhir 2022, kondisi ketenagakerjaan kita kurang menggembirakan karena adanya gelombang pemutusan hubungan kerja karyawan, khususnya di sektor startup dan manufaktur, yang berdampak pada nasib ratusan ribu karyawan,” ujar Ma’ruf Amin dalam acara peresmian Balai Latihan Kerja atau BLK Komunitas, Ahad, 23 Oktober 2022.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebelumnya tercatat belasan startup mem-PHK sejumlah karyawannya. Teranyar adalah raksasa teknologi Grab lewat divisi Grabkitchen mem-PHK sejumlah karyawannya setelah sebelumnya juga dilakukan oleh Shopee. Perusahaan besar seperti Indosat juga melakukan efisiensi.

Lebih jauh, Ma’ruf Amin menyatakan PHK disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari perkembangan teknologi yang memaksa efisiensi tenaga kerja, dan ketidaksiapan untuk beradaptasi.

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut juga mengatakan angka pengangguran terbuka pada Februari 2022 memang berkurang dibandingkan bulan yang sama pada 2021. Meski begitu, tingkat pengangguran di Indonesia saat ini masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Mayoritas pengangguran adalah lulusan SMK, kata Ma’ruf, sebanyak 11,45 persen. Kemudian, diikuti lulusan SMA sebanyak 8,55 persen dan lulusan universitas di angka 6,79 persen.

Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda sebelumnya menyatakan keputusan PHK diambil lantaran semakin tingginya biaya dana atau cost of fund yang menyebabkan minat investasi para investor menurun. Tingginya biaya dana itu disebabkan tingginya tingkat inflasi saat ini di dunia sehingga membuat suku bunga acuan naik, khususnya di negara-negara maju.

“Akibatnya cost of fund akan cenderung meningkat yang pada akhirnya akan menurunkan investasi,” kata dia saat dihubungi, Senin, 17 Oktober 2022.

Nailul menyatakan, tanpa investasi, perusahaan tidak bisa melakukan ekspansi pasar. Perusahaan cenderung mengurangi produksi karena permintaan turun akibat inflasi tinggi. Dengan demikian, perusahaan rintisan yang masih mengandalkan modal sulit bergerak.

“Maka secara rasional perusahaan akan mengurangi jumlah pegawai untuk bisa bertahan. Selain itu, di bisnis startup ternyata pendanaan sangat seret di tahun ini,” ujar Nailul.

 

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *