Misteri Kelangkaan Dolar AS di Indonesia, Bagaikan Musim Kemarau!

Stack of United States of America USD 100 One Hundred Dollars Federal Reserve Notes Pile on Wicker Background
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Permasalahan terbatasnya valas di dalam negeri saat ini menjadi tanya besar. Mengingat neraca perdagangan Indonesia saat ini sedang dalam tren yang terus mencatatkan surplus selama 29 kali.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,99 miliar. Surplus neraca perdagangan ini sudah berlangsung 29 kali berturut-turut sejak Mei 2020.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terbatasnya pasokan valas ini juga diakui oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti saat konferensi pers BI pekan lalu.

“Likuiditas valas terbatas, padahal trade balance besar. Satu hal ini memang agak berbeda dengan periode-periode yang lalu,” jelas Destry, dikutip Senin (24/10/2022).

Ketatnya likuiditas valas, menurut Piter tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena akan mengganggu impor dan perekonomian secara keseluruhan.

Pandangan lain datang dari Ekonom Bank Danamon Irman Faiz, yang menilai bahwa likuiditas valas di dalam negeri saat ini masih memadai.

Kendati demikian, melihat pasar keuangan di Indonesia yang rupiahnya masih melemah, membuat para pelaku usaha khususnya yang bergerak di sektor ekspor dan impor, kemungkinan masih akan menahan dolar mereka.

“Melihat potensi pelemahan rupiah masih ada, sehingga yang hold (pegang) dolar masih enggan menjual. Sementara yang minta dolar menganggap level sekarang relatif acceptable, mengingat ada potensi pelemahan,” jelas Faiz.

Oleh karena itu, menurut Faiz, guidance BI bahwa siap untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan untuk menahan pelemahan dan menjaga stabilitas rupiah menjadi kunci sekarang.

“Agar kepercayaan investor bahwa rupiah masih ada potensi menguat kembali,” ujar Faiz lagi.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, pada September 2022, pertumbuhan kredit tumbuh double digit atau sebesar 18,1%, sementara pertumbuhan penghimpunan DPK valas hanya mencapai 8,4%.

BI juga memperkirakan dana asing yang keluar dari Indonesia atau net outflow pada Kuartal III-2022 diperkirakan akan mencapai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 32,55 triliun (kurs Rp 15.500/US$).

Sumber: cnbc

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *