Al-Qur’an: Orang Zalim Dilarang Memimpin

Orang Zalim Dilarang Memimpin
Orang Zalim Dilarang Memimpin. Foto/ilustrasi: ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



By Muchotob Hamzah

Hajinews.idAl-Qur’an menyatakan bahwa Allah SWT menjanjikan Imamah (kepemimpinan)  kepada Nabi Ibrahim as. dan hal itu telah terbukti. Salah satu buktinya, nama beliau menjadi nama manusia di Barat maupun Timur, bahkan orang Atheis sekalipun. Agama dari keturunannya dipeluk oleh dua pertiga penduduk dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun Allah SWT berfirman: 

قال لاينال عهدي الظالمين

Artinya: “janji-Ku (tentang kepemimpinan) itu tidak menjangkau orang yang zalim. Mustahil pangkat itu diberikan kepada orang zalim (Tafsir Depag RI, 2010, jl. I, hlm. 196)

Tema kepemimpinan dan derivasinya dalam Al-Qur’an memiliki multifungsi

  1. Khalifah (18x), yaitu Nabi Adam as.dan semua keturunannya (2: 30).
  2. Imamah (12×), yaitu orang yang diikuti dalam keimanan (2: 124), atau juga Imam kekafiran (9: 12).
  3. Wilayah/kewalian, (113×) dengan berbagai makna seperti kekasih, dan menguasai urusan (Al-Asfahani, Mufradat…,Kairo: 1988, hlm. 885).
  4. Imarah, fungsi komando disebut (247×). Maknanya adalah ulama, pemerintah dll.  (4: 83; 59).
  5. Sulthah/Sulthanah disebut (39×) salah satu maknanya, kemampuan menuntut balas (QS. 17: 33).
  6. Mulk/Malaka/memiliki, disebut (62×)  di antaranya berarti raja (2: 247).
  7. Hukumah/legislasi/kebijakan dll. (QS. 68: 36-9 dll.).
  8. Daulah/pemerataan/perguliran   (7:59; 3: 140).
  9. Amanah, (20x) dengan maksud fungsi kelola titipan Allah (4: 58 dll.).
  10. Mubaladah (19×), balad, baldah (Ibnul Faris)=dada, dhadha= ndhadhani=membela teritori (34: 15).

Semua terma itu telah dilakukan oleh Rasulullah saw sebagai pemimpin kecuali terma ” Mulk”/raja. Meskipun Nabi Dawud as. disebut khalifah (38: 26), padahal beliau seorang raja, tetapi Nabi saw. tidak memakainya. Sehingga beliau tidak menunjuk pengganti kepemimpinan di Negara Madinah.

Kesepuluh fungsi kepemimpinan tersebut tidak ada sistem yang baku. Adanya norma kualitatif  seperti huriyah (kemerdekaan)-musawah (kesetaraan)- ‘adalah(keadilan), ar-rafaah (kesejahteraan), permusyawaratan dsb.

Zalim“, menurut ulama ada tiga dimensi.

  1. Zalim kepada Allah SWT. seperti musyrik (31:13). (Sebagian ulama tidak setuju ada zalim kepada Allah SWT karena Diri-Nya tidak pernah ditimpa kezaliman dari siapapun. Hakikatnya si musyrik itu zalim kepada dirinya). Mereka jika mau taubat cukup dengan meninggalkan kemusyrikan dan tidak mengulanginya.
  2. Zalim kepada dirinya sendiri seperti makan minum berlebihan sehingga obesitas lalu keserang diabetis, hipertensi, jantung koroner dsb. Atau diet ekstrim sehingga kekurangan gizi, sehingga terjadi kuasiorkor. Tobatnya cukup merubah pola makan dan minumnya.
  3. Zalim kepada sesama hidup dan khususnya manusia. Seperti korupsi, mencuri, menyakiti orang lain dsb. Tobatnya tidak diterima oleh Allah SWT.sebelum mendapat ampunan orang yang dizalimi baik individual maupun kolegial.

Kenapa orang zalim tidak boleh memimpin?  Karena tupoksi pemimpin adalah:

  1. Menegakkan keadilan.
  2. Membasmi kezaliman. Bagaimana kita membasmi kezaliman ketika kita sendiri adalah orang yang zalim?
  3. Menyejahterakan rakyat. Bagaimana kita bisa melakukannya, padahal kita sendiri adalah jagonya kapal keruk?
  4. Memeratakan rasa aman, nyaman dan tenteram. Bagaimana kita bisa melakukannya ketika kita adalah preman nan sadis?

Tetapi faktanya ada pemimpin zalim. Firaun kuasa, Namrud kuasa, dll.  Maka, Nabi saw mendapat pesan dari Allah via Jibril: wa ‘mal maa syi’ta fa innaka majziyyun bih= berbuatlah sesukamu dan amalan  kamu pasti akan dibalas,(hadis hasan) dalam (https://assiwak.wordpres.com/2014/15/).

Kenapa Allah SWT biarkan kita berkubang dalam kepemimpinan yang zalim? Ya karena Dia menguji kita untuk diberi kesempatan dalam kepemimpinan. Termasuk kita di Indonesia pada tahun 2024. Bisa dengan cara adil maupun zalim. Bedanya, jika cara adil, akan kita tuai pahala di dunia dan akhirat. Kalau cara zalim, tidak masuk kategori janji Allah SWT.kepada kita dan hanya berbuah madu/racun dunia. Akhiratnya? Penderitaan!

Wallaahu A’lam bis-Shawaab!!!

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *