Kisah Abu Nawas: Pura-Pura Buta Demi Merebut Kembali Uangnya yang Dicuri

Pura-Pura Buta Demi Merebut Kembali Uangnya
Kisah Abu nawas: Pura-Pura Buta Demi Merebut Kembali Uangnya. Foto: istock
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idABU Nawas masyhur sebagai tokoh sufi yang cerdik dan jenaka. Ia bernama lengkap Abu Ali al Hasan bin Hani al Hakami.

Meski seorang sufi, Abu Nawas yang hidup di zaman Raja Harun Ar-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah itu lebih menampakkan diri sebagai seorang yang kontroversial.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sikapnya yang tampak nyeleneh tidak lain sebagai bentuk kritik terhadap kondisi maupun situasi sosial yang dinilai timpang.

Sikap kontroverisnya ditampakkan dengan jenaka. Oleh karena itu, kisah kecerdikan dan kelucuan Abu Nawas seakan tidak pernah habis untuk diceritakan.

Pada suatu ketika Abu Nawas bersama beberapa orang temannya sedang duduk bercerita. Setelah mengikuti Salat Maghrib berjamaah, mereka bercerita tentang kehidupan keagamaan.

Kebetulan mereka menyinggung suatu masalah yang mengatakan bahwa orang buta atau tunanetra itu tidak berdosa karena pintu masuknya dosa tertutup baginya.

Alasannya karena matalah yang selalu melihat ke sana kemari yang dapat mendatangkan dosa. Akan tetapi, Abu Nawas tidak menyetujui pendapat tersebut dan berniat akan membuktikannya.

Keesokan harinya Abu Nawas berjalan-jalan dengan maksud untuk bertemu dengan orang buta. Dia ingin membuktikan pendapatnya bahwa orang buta pun dapat pula berbuat dosa.

Abu Nawas juga menyiapkan pundi-pundi dan mengisinya dengan uang ringgit. Tidak beberapa lama berjalan, ia benar-benar menemukan seorang tunanetra.

Abu Nawas memerhatikan gerak-gerik orang buta itu yang sedang berjalan dengan tongkatnya. Kemudian dia berpura-pura-pura menjadi orang buta sambil membawa tongkat dan sengaja menabrak orang buta itu.

“Aduh, sungguh malang nasibku sebagai orang buta ditabrak oleh orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan,” ujar Abu Nawas, dikutip dari kanal YouTube Tabassam Channel.

Orang buta itu heran mendengar keluhan orang yang ditabraknya. “Maaf, saya juga orang buta. Saya tidak dapat melihat dan hanya dapat berjalan dengan bantuan tongkat ini. Sekali lagi mohon maaf karena sungguh-sungguh saya tidak sengaja,” ucap orang buta tersebut.

“Oh, engkau juga buta ya?” tanya Abu Nawas pura-pura tidak tahu.

“Iya, saya buta. Peganglah tongkatku ini. Orang buta pasti akan memakai tongkat untuk berjalan,” jawab tunanetra tersebut.

Abu Nawas pun memegang tongkatnya. Begitu pula sebaliknya si buta juga meraba tongkat Abu Nawas untuk membuktikan bahwa mereka adalah sama orang buta.

“Kalau begitu, kita senasib. Saudara, bagaimana kalau kita mencari rezeki bersama-sama?” ajak Abu Nawas.

Orang buta itu pun menyetujui ajakan Abu Nawas. Mereka berjalan bersama-sama sebagai sesama orang buta.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *