Brigadir J Dituduh Berperilaku Negatif, Kamaruddin: Yang Berhak Menilai Atasan, Bukan ART

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, menanggapi tuduhan tentang sikap negatif almarhum.

Seperti diketahui Brigadir J dituduh melakukan pelecehan seksual.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terbaru, sikap kesehariannya yang suka pergi ke kelab malam juga diulik.

Kamaruddin tegas membantah semua tudingan itu, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (10/11/2022).

Kamaruddin sadar dan selalu mengingatkan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan terencana.

Sehingga akan banyak upaya-upaya si pembunuh untuk menutupi tindakan yang telah diperbuatnya.

Terkait fitnah dan upaya menjelek-jelekkan Brigadir J ini, Kamaruddin mengatakan hal itu sengaja dibuat-buat.

Pasalnya, Brigadir J diterima menjadi anggota Polri dan memiliki keahlian yang baik dalam dunia tembak-menembak.

“Jadi jawaban saya begini, dia (Brigadir J) lahir sehat, normal, dia melamar polisi, tentu berbagai macam ujian tes kesehatan yang dilalui, sehat psikologisnya, sehat badannya, semuanya sehat, makanya diterima jadi anggota Polri.”

“Ia diberi julukan terbaik yang katanya Sniper terbaik maka direkrut dia dari Jambi atau dari daerah ke Jakarta, tepatnya di Dirtipidum Polri.”

“Ketika Ferdy Sambo menjadi Kadiv Propam, Yoshua diminta menjadi ajudannya untuk pengamanan di rumahnya.”

“Setelah dia ikut jadi ajudan diberikan untuk mengawali istrinya, tentu kan dia terbaik makanya dikasih untuk mengawal istrinya, tidak mungkin Ferdy Sambo ingin menjerumuskan istrinya.”

“Setelah dia menjadi pengawal istrinya, dipilih lagi dia menjadi anggota Satgas Merah Putih, artinya tadi ada kurang lebih tujuh kali dia terbaik makanya dia sampai kepada Satgas Merah Putih.”

“Lalu mereka bunuh secara terencana,” jelas Kamaruddin.

Dari sini, kata Kamaruddin, muncul banyak fitnah, awalnya soal pelecehan seksual.

“Putri diduga birahi di Magelang tidak tersampaikan, akhirnya difitnah dengan mengatakan bahwa Brigadir J ini kurang ajar, atas hasutan Kuat Maruf mengatakan supaya tidak ada duri dalam rumah tangga dia, lapor saja ke Ferdy Sambo.”

“Ferdy Sambo tanggal 8 Juli 2022 pergi dalam keadaan murka dan sangat emosional, dia sudah menunggu untuk menghabisi (Brigadir J),” sambung Kamaruddin.

Soal Kesaksian ART

Kemudian terkait penilaian asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, baik itu Susi maupun Kodir, Kamaruddin tak menggubrisnya.

“Emang dia siapa bisa menilai ajudan, yang berhak menilai itu atasan, bukan asisten rumah tangga.”

“Namanya asisten rumah tangga keberadaannya sesuai pekerjaannya, kalau dia juru masak ya di dapur, kalau dia tugasnya bersih taman, ya di taman.”

“Mengherankan jika asisten rumah tangga sampai memonitor sampai ke kelab-kelab.”

“Pertanyaannya, ada nggak asisten rumah tangga yang setiap hari pergi ke kelab atau setiap minggu, itu kan menjadi pertanyaan berarti ada yang ngajar-ngajarin dia untuk ngomong begitu,” tegas Kamaruddin.

Akan Proses Hukum

Kamaruddin tak segan akan melaporkan kepada polisi jika memang ART terbukti memberikan informasi yang tidak benar.

“Bahwa memfitnah orang mati juga ada hukumnya, sifatnya itu di delik aduan.”

“Nah saya memperingatkan dia (ART) siapa tahu dia tidak mengerti hukum, segera itu fitnah-fitnah itu dicabut atau nanti saya penjarakan, saya adukan.”

“Karena ART ini berpikir untuk menyelamatkan Ferdy Sambo dan Putri, Kuat, maupun Rizal, dengan menyebar fitnah, itu salah. Apapun fitnahnya tidak menghilangkan perbuatan pidana,” tegas Kamaruddin.

Kecuali, kata Kamaruddin, Ferdy Sambo dan yang lain itu gila.

“Kecuali jika Ferdy Sambo gila beneran, Putri tiba-tiba gila beneran, Kuat dan Rizal gila beneran, kemudian karena gila beneran baru tidak bisa dimintai pertanggung jawaban hukum.”

“Tapi, kalau melebar fitnah itu justru dinilai berbelit-belit dan menambah hukuman tidak membuat simpati Hakim.”

“Nah kalau Ferdy Sambo mau bebas dari hukuman, menurut saya keliru kalau menebar-nebar fitnah yang tidak benar, lebih bagus dia mulai sekarang latihan gila,” jelas Kamaruddin.

Pasalnya, orang gila tidak bisa dimintai pertanggungjawaban hukum.

Jadi Kamaruddin menilai kesaksian ini akal-akalan Ferdy Sambo dan lainnya yang sengaja di-setting.

Tugas Ferdy Sambo

Kamaruddin pun mengelak soal Brigadir J memiliki kepribadian ganda dan temperamental.

“Sekarang kita lihat yang gila siapa atau yang kepribadian ganda siapa?”

“Ferdy Sambo itu kan penegak hukum, tugas dia memberantas kejahatan hukum, tugas dia melindungi rakyat, tetapi yang dilakukan membunuh ajudan atau membinasakan ajudan, itu kan kepribadian ganda.”

“Di sisi lain dia penegak hukum di sisi lain membinasakan anak buah, padahal tugas polisi itu lebih pelindung masyarakat, memberantas judi dan narkoba.”

“Tetapi dia malah bermain di area judi, kalau orang setor ke 303 dia tidak berantas, tapi kalau tidak setor ditangkapi, itu kan keberadaan ganda,” urai Kamaruddin.

Soal temperamental, menurut Kamaruddin, adalah sifat Ferdy Sambo.

“Dia baru dihasut oleh supir Kuat Maruf dan istrinya tanpa bertanya langsung membunuh.”

“Kalau dia tidak temperamental harusnya dia bertanya, panggil semua satu per satu, ditanyain satu per satu lihat nggak, alami tidak, kapan, di mana, apa perbuatannya pidananya, lalu lapor polisi, karena yang berhak mengusut kejahatan adalah polisi,” ujar Kamaruddin.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *