Hajinews.id — Perpanjangan rute kereta cepat dicurigai mengandung unsur jebakan korupsi.
Pemerintah pada awalnya membangun kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dinilai tidak layak oleh sejumlah studi, termasuk dari Jepang.
Beberapa studi menyatakan kelayakan kereta cepat akan dicapai apabila rutenya Jakarta-Surabaya dengan perhitungan kecepatan dan jarak yang ditempuh.
Namun, ketika kereta cepat Jakarta-Bandung diumumkan akan mulai beroperasi pada Juni 2023, pemerintah kemudian mengumumkan akan memperpanjang rutenya menjadi Jakarta-Bandung-Surabaya.
Dinilai mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu perpanjangan jalur tersebut justru tidak rasional.
Pasalnya, ada perbedaan rute antara Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya.
Untuk menuju Bandung dari Jakarta menggunakan jalur selatan, sementara untuk menuju ke Surabaya menggunakan jalur utara.
Hal tersebut menyebabkan perpanjangan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya dianggap tidak rasional.
Said Didu mencurigai adanya jebakan korupsi apabila tiketnya dibanderol lebih murah daripada saat rute Jakarta-Bandung.
Pasalnya, untuk tiket kereta cepat Jakarta-Bandung harganya dibanderol sekira Rp300 ribu-400 ribu.
“Kalau lebih murah dari sekarang berarti yang sekarang korupsi dong? Berarti kita semakin dijebak dengan pembangunan kereta api cepat yang sangat mahal dari China,” ucap Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube MSD.
Sumber: Pikiranrakyat