Kisah Abu Nawas: Abu Jahil Tukar Madu Tuan Hamid dengan Air Gula

Abu Jahil Tukar Madu Tuan Hamid dengan Air Gula
Abu Jahil Tukar Madu Tuan Hamid dengan Air Gula. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idAbu Nawas ungkap siapa pembohong sebenarnya, ia adalah Abu Jahil seorang yang menukar madu Tuan Hamid dengan air gula.

Abu Nawas merupakan tokoh Sufi yang juga terkenal yang hidup di zaman Raja Harun Al-Rasyid.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dengan kecerdikannya dalam menghadapi permasalahan sehingga ia sering diundang oleh raja ataupun warga lainnya untuk menyelesaikan permasalahan yang pelik.

Abu Nawas juga seorang pujangga Arab yang jenaka. Namanya selalu disebut-sebut di seluruh belahan dunia karena kisah-kisahnya yang mengocok perut.

Dikisahkan, saat Kota Baghdad sedang dilanda musim paceklik, semua harga kebutuhan pokok menjadi naik terutama harga madu.

Saat itu harga madu sangat mahal dan untuk mendapatkannya juga sangat sulit.

Suatu ketika tetangga Abu Nawas yang bernama Tuan Hamid mendapat kiriman madu dari sahabatnya yang tinggal di luar negeri.

Sebenarnya Tuan Hamid ingin segera menikmati madu kiriman sahabatnya itu. Namun sayangnya ia harus segera berangkat ke luar kota, sehingga ia harus menundanya terlebih dahulu.

Namun Tuan Hamid bingung di mana harus menyimpan madu tersebut sebab rumahnya akan kosong selama dia pergi.

“Aku takut madu ini akan dicuri orang. Madu mahal seperti ini pasti banyak yang akan mengincarnya,” ujar Tuan Hamid.

Tuan Hamid juga tidak mungkin membawa serta madunya saat bepergian, sebab perjalanannya cukup jauh. Ia khawatir madunya terjatuh atau di tengah jalan ia dirampok oleh orang jahat.

“Kenapa aku tidak minta tolong saja kepada Abu Nawas,” pikir Tuan Hamid.

Ia pun pergi ke rumah Abu Nawas untuk menitipkan botol madu kepadanya.

Ternyata sesampainya di rumah Abu Nawas, rumahnya terlihat sepi tidak ada orang sama sekali. Tuan Hamid pun kembali bingung, kepada siapa lagi akan menitipkan madunya.

Saat ia hendak pulang ke rumah di tengah jalan ia berpapasan dengan Abu Jahil

“Dari mana Tuan Hamid? Kenapa terlihat kebingungan? tanya Abu Jahil.

“Aku hendak menitipkan madu sama Abu Nawas tapi rumahnya tidak ada orang,” jawab Tuan Hamid.

“Memangnya anda mau ke mana, kenapa sampai ingin menitipkan madu?,” tanya Abu Jahil kembali.

“Hari ini juga saya akan pergi ke luar kota, saya ada urusan penting yang tidak bisa ditunda,” jawab Tuan Hamid.

“Kenapa tidak dititipkan kepadaku saja, aku akan menjaganya dengan baik,” tawar Abu Jahil.

“Benarkah? Apa kamu tidak keberatan?,” tanya Tuan Hamid.

“Ya tidaklah hanya menjaga sebotol madu masa keberatan,” ujar Abu Jahil.

Tuan Hamid lalu memberikan botol madunya kepada Abu Jahil.

“Sudah sekarang aku tak perlu kuatir dengan sebotol maduku,” pikir Tuan Hamid.

Maka berangkatlah Tuan Hamid ke luar kota dengan perasaan tenang. Setelah 2 bulan berlalu Tuan Hamid pun pulang.

Ia langsung menuju rumah Abu Jahil untuk mengambil madu titipannya.

“Anda sudah pulang Tuan Hamid, anda pasti mau mengambil madu. Madu ini masih utuh seperti saat Anda menitipkannya,” ucap Abu Jahil.

“Terima kasih Abu Jahil, kamu sungguh baik sekali. Sebagai rasa terima kasihku silahkan ambil setengah isinya,” tawar Tuan Hamid.

Namun Abu Jahil menolaknya “Tidak usah, aku tak bisa menerimanya lagipula apa susahnya sekedar menjaga titipan sebotol madu,” balas Abu Jahil.

“Kalau begitu sekali lagi saya ucapkan terima kasih Abu Jahil,” tutur Tuan Hamid.

Tuan Hamid pun lalu pamit pulang kepada Abu Jahil, sesampainya di rumah Tuan Hamid bermaksud untuk meminum madunya.

Setelah pulang dari perjalanan jauh minum madu tentu sangat membantu untuk mengurangi lelah. Namun saat ia meminum botol madu itu rasanya menjadi seperti air gula

“Mungkin Abu Jahil keliru mengambil botol madunya,” pikir Tuan Hamid.

Esok harinya dan Hamid kembali mendatangi rumah Abu Jahil

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *