Kisah Abu Nawas: Cerdik Banget! Untuk Mendapatkan Kembali Uang Yang dicuri Abu Nawas Berpura-Pura Buta

Abu Nawas Berpura-Pura Buta
Abu Nawas Berpura-Pura Buta. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Suatu hari Abu Nawas dan beberapa temannya sedang duduk dan bercerita. Usai mengikuti salat maghrib berjamaah, mereka berbincang tentang kehidupan beragama.

Sebaliknya mereka menyinggung masalah tersebut dengan mengatakan bahwa orang buta atau tunanetra itu bukanlah seorang pendosa karena pintu masuk dosa tertutup baginya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pasalnya, mata selalu melihat ke depan dan ke belakang, yang bisa mendatangkan dosa. Namun, Abu Nawas tidak menerima pendapat tersebut dan mulai membuktikannya. Keesokan harinya, Abu Nawas pergi dengan niat memukul orang buta itu. Dia ingin membuktikan bahwa orang buta pun bisa berbuat dosa.

Abu Nawas juga menyiapkan peti dan mengisinya dengan ringgit. Tak lama setelah berjalan dia benar-benar menemukan seorang buta.

Abu Nawas mengamati gerak-gerik orang buta yang berjalan dengan tongkat. Dia kemudian berpura-pura buta sambil membawa tongkat dan tanpa sengaja memukul orang buta itu.

“Aduh, sungguh malang nasibku sebagai orang buta ditabrak oleh orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan,” ujar Abu Nawas, dikutip dari kanal YouTube Tabassam Channel.

Orang buta itu heran mendengar keluhan orang yang ditabraknya. “Maaf, saya juga orang buta. Saya tidak dapat melihat dan hanya dapat berjalan dengan bantuan tongkat ini. Sekali lagi mohon maaf karena sungguh-sungguh saya tidak sengaja,” ucap orang buta tersebut.

“Oh, engkau juga buta ya?” tanya Abu Nawas pura-pura tidak tahu.

“Iya, saya buta. Peganglah tongkatku ini. Orang buta pasti akan memakai tongkat untuk berjalan,” jawab tunanetra tersebut.

Abu Nawas pun memegang tongkatnya. Begitu pula sebaliknya si buta juga meraba tongkat Abu Nawas untuk membuktikan bahwa mereka adalah sama orang buta.

“Kalau begitu, kita senasib. Saudara, bagaimana kalau kita mencari rezeki bersama-sama?” ajak Abu Nawas.

Orang buta itu pun menyetujui ajakan Abu Nawas. Mereka berjalan bersama-sama sebagai sesama orang buta.

Di tengah perjalanan, Abu Nawas berpura-pura mau pipis dan meminta tolong si buta agar pundi-pundinya yang penuh berisi uang dipegangkan dahulu dengan baik-baik.

Sementara Abu Nawas pura-pura pipis, ia terus memerhatikan tingkah laku si buta. Kemudian si buta meraba-raba pundi-pundi itu dan hatinya mulai tergoda untuk memiliki isinya.

“Wah pundi-pundi banyak sekali isinya. Lebih baik aku mengambilnya lalu pergi. Pasti ia tidak bisa mencariku karena ia juga buta,” pikir si buta tersenyum.

Lalu ia meninggalkan Abu Nawas dan mencari tempat persembunyian agar tidak ditemukan. Dalam situasi demikian, Abu Nawas berpura-pura mencari si buta dan meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

“Ya Allah, malang benar nasib hamba. Tadi ditabrak orang, sekarang uang hamba dilarikan orang. Sial benar hamba. Ya Allah, semoga orang yang mengambil uang hamba terkena lemparan batu ini tepat pada tulang keringnya. Biar tahu rasa dia,” ujar Abu Nawas.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *