Pesan Prof. Quraish Shihab Untuk Para Suami

Pesan Prof. Quraish Shihab
Prof. Quraish Shihab
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Memiliki momongan adalah impian hampir setiap pasangan. Hampir dikatakan karena ada pasangan yang tidak ingin memiliki anak (child-free). Memiliki momongan tentunya tidak mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang oleh pasangan suami istri. Terkait para suami, ada pesan menarik dari Prof. Quraish Shihab untuk para suami.

Pesan itu dapat dijumpai dalam penafsiran beliau atas Q.s. Al-Baqarah [2] ayat 223 yang terdapat dalam karya beliau, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an.

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Istrimu adalah ladang bagimu. Maka, datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan benar dan wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang terbaik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.”

Menurut Prof. Quraish Shihab, ayat di atas bukan hanya mengisyaratkan bahwa anak yang lahir merupakan benih yang ditanam oleh ayah, melainkan juga menegaskan bahwa istri hanyalah ‘penerima benih’, sebagaimana penggalan ayat (نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ) di atas.

Artinya, seorang suami jangan seenaknya menyalahkan istri ketika anak yang merupakan hasil dari benih yang ditanam olehnya (suami) tidak sesuai dengan harapannya. Karena hal itu di luar kendali istri. Misalnya, seorang suami yang menginginkan anak lelaki memarahi istrinya lantaran anak yang lahir ternyata perempuan. Selain memang sudah ketetapan Allah, secara ilmiah memang jenis kelamin jabang bayi memiliki banyak kemungkinan. Hal itu lantaran adanya perbedaan kromosom laki-laki (XY) dan perempuan (XX).

Selanjutnya, sebagaimana halnya petani yang memerhatikan musim tanam agar hasil panen maksimal, seorang suami juga harus memilih waktu yang tepat untuk ‘bercocok tanam’. Janganlah seorang suami memaksa untuk ‘memproduksi’ setiap saat. Ia juga harus memahami keadaan sang istri. Karena, menurut Prof. Quraish Shihab, kegiatan ‘bercocok tanam’ yang tidak memerhatikan waktu justru dapat merusak ‘ladang’.

Untuk ‘bercocok tanam’, tentunya seorang suami harus mempersiapkan dengan matang sebelum melakukannya. Prof. Quraish Shihab mengatakan, “Demikian pula suami yang menjadi ‘petani’, perhatikan istrimu, jangan tinggalkan dia sendirian, hindarkan dirinya dari segala gangguan. Berikan segala yang dibutuhkannya guna menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan dikandungnya.”

Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa sebelum memutuskan untuk memiliki momongan, setiap pasangan, khususnya suami, harus melakukan pertimbangan yang matang. Selain kebutuhan ekonomi dan finansial, kesiapan sang istri juga harus diperhatikan. Karena istrilah yang akan mengandung calon buah hati. Apabila seorang istri merasa belum siap, baik secara fisik maupun mental, maka seorang suami tidak boleh memaksa. Karena kondisi calon ibu juga berpengaruh terhadap kondisi calon bayi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *