Megawati Mengunci Capres 2024

Megawati Mengunci Capres 2024
Megawati, Jokowi dan try sutrisno
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Armin Mustamin Toputiri, Mantan Anggota DPRD Sulsel

Hajinews.id Waktu sudah sangat kasip. Tersisa beberapa bulan lagi, namun hingga saat ini tak ada satupun pasangan Capres dan Cawapres ditetapkan secara permanen oleh partai politik sebagai kandidat Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Padahal sejak 9 Juni 2022, KPU telah mengeluarkan peraturan Nomor 3/2022.

Antara lain, diatur jadwal pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres Pilpres 2024.

Dimulai, 19 Oktober hingga 25 November 2023. Hari pencoblosan, 14 Februari 2024. Bersamaan pencoblosan Caleg Pileg 2024.

Peta Pencapresan

Sesuai UU No 7/2017 tentang Pemilu, diatur bahwa pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres, diajukan oleh parpol secara sendiri dan/atau gabungan dengan syarat melampaui ambang batas pencapresan (presidential threshold) 20 persen kursi di DPR-RI dan/atau meraup 25 persen suara sah secara nasional pada Pileg sebelumnya. Berdasar hasil Pileg 2019 sebelumnya, dimungkinkan tampilnya empat pasangan.

PDI-P sebagai pemenang, meski hanya meraup 19,33 suara, tak melampaui ambang batas 25 persen, tetapi kursi diraih di DPR-RI 128 kursi.

Melampaui ambang batas 20 persen, sehingga PDI-P memiliki tiket pencapresan secara sendiri. Meski tanpa gabungan parpol lain.

Sementara Golkar, meski meraup suara 12,31 persen diurutan tiga Pileg 2019, tapi kursi direbut di DPR-RI ada diurutan dua, 85 kursi.

Tak mencukupi lebih 20 persen. Maka Golkar menggaet PAN 44 kursi, dan PPP 19 kursi.

Maka totalnya, 148 kursi. Poros ketiga parpol ini, menjuluki kelompoknya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Gerindra, pemenang kedua Pileg 2019, 12,57 persen. Tapi 78 kursi diraih di DPR-RI diurutan ketiga.

Guna memenuhi syarat pencapresan, mendekati PKB, pememang keempat Pileg 2019 dengan 58 kursi.

Kedua parpol ini menamai kelompoknya Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Meski masih bertarik-ulur, tapi 136 kursi dimiliki, telah memenuhi syarat pencapresan.

Satu kelompok lagi. Nasdem 59 kursi di DPR-RI. Meski jauh dari jumlah disyaratkan undang-undang, namun telah mendeklarasikan Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI sebagai kandidat capresnya.

Guna mencukupi syarat pencapresan, Nasdem mendekati Demokrat 54 kursi, belum cukup. Ada PKS, 50 kursi.

Jika kelompok berjuluk “Koalisi Perubahan” ini bersepakat, 63 kursi.

Gabungan parpol guna saling mencukupkan syarat pencapresan dimaksud, menunjukkan bahwa peta Pilpres 2024 memungkinkan diikuti empat pasangan kandidat.

Akan tetapi, hingga saat ini, keempat poros dimaksud masihlah rapuh. Perpeluang terjadi pergeseran.

Dan andai salah satunya bergeser, sehingga sangat memungkinkan tiga poros. Bahkan, hanya dua pasangan saja.

Megawati Mengunci

PDI-P sebagai pemenang Pileg 2019, berkekuatan 128 kursi di DPR-RI, satu-satunya parpol — meski tanpa gabungan parpol lain — memenuhi syarat ambang batas pencapresan (presidential threshold).

Namun penetapkan kandidat pasangan Capres dan Cawapres, PDI-P dalam Rakernas II 2021, memutuskan urusan pencapresan sepenuhnya ada di tangan Ketua Umum, Megawati.

Kunci di tangan Megawati, tapi Ketua Umum parpol yang mengantar kadernya, Jokowi sebagai Presiden RI dua periode itu, hingga saat ini masih bungkam.

Bergeming, sekalipun sekian parpol lain telah kasak kusuk untuk memantapkan bangunan koalisi masing-masing.

Terlebih lagi, masa pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres, tak lebih setahun lagi waktu untuk berkonsolidasi.

Kader PDI-P, Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng yang memiliki tingkat elektabilitas meyakinkan memenangi Pilpres 2024, tetapi Megawati tak sedikitpun memberi sinyal bakal mengusungnya.

Malah sebaliknya, Puan Maharani yang elektabilitasnya sangat rendah, justru muncul spekulasi sebagai sosok yang bakal diusung PDI-P. Dua opsi, sebagai Capres dan atau Cawapres.

Sikap bungkam Megawati kuat mempengaruhi melambatnya pergerakan gabungan parpol, meski waktu pendaftaran semakin kasip.

Poros lain, seolah masih menunggu hendak kemana Megawati menggerakkan bandulnya.

Terlebih kelompok KIB (Golkar, PAN dan PPP) — yang sejak mula jujur mengakui sebagai “sekoci” Jokowi — berhasrat besar menggaet Ganjar sebagai Capres.

KIB, sesungguhnya berpeluang mengusung Ganjar sebagai Capres secara langsung, tapi Ganjar adalah kader PDI-P.

Alasan itu, KIB berharap PDI-P yang mendorongnya. Dan KIB, gabungan tiga parpol ikut bergabung.

Mencukupi empat parpol pengusung Ganjar sebagai Capres. Dan Cawapresnya, KIB menggadang-gadang memajukan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.

KIB mengharap skenario itulah yang terkabul. Dan itulah dalih sebenarnya, kenapa KIB tak kunjung mengumumkan Capresnya, meski mengincar Ganjar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *