Kepemimpinan di Pesantren Bercorak Individual-Kolektif

Kepemimpinan di Pesantren Bercorak Individual-Kolektif
SEMINAR KEPEMIMPINAN: Para pembicara Seminar Kepemimpinan Pendidikan Islam di Kampus Fakultas Agama Islam (FAI) Unissula Semarang yaitu Samsudin SAg MAg, Prof Dr Fatah Syukur MAg, Dr Muhammad Ahsan SAg MKom, dan Ahmad Muflihin SPdI Pd saat menyampaikan paparannya.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SEMARANG, Hajinews.id – Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI Unissula Semarang mengadakan seminar pendidikan bagi mahasiswa dan para guru serta kepala sekolah di lingkungan Universitas Islam Sultan Agung.

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI Unissula Ahmad Muflihin menjelaskan, seminar pendidikan menghadirkan pembicara Guru besar dalam bidang manajemen pendidikan UIN Walisongo Prof Dr H Fatah Syukur MAg, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang Dr Muhammad Ahsan SAg MKom dan Dosen Fakultas Agama Islam Unissula H Samsudin SAg MAg.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Samsudin menyampaikan materi tentang kepemimpinan di pondok pesantren.

Dia menggambarkan model kepemimpinan di pesantren saat ini bercorak individual-kolektif, yaitu kepemimpinan di pesantren masih berkiblat pada individual kiai. Sementara secara kelembagaan berada di bawah naungan yayasan. Sehingga dibutuhkan kolaborasi pimpinan secara kolektif.

Prof Fatah Syukur menyampaikan materi tentang kepemimpinan madrasah. Menurutnya, saat ini banyak dari masyarakat yang mulai mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah yang berbasis Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari menjamurnya sekolah Islam, yang walaupun masuk dalam kategori mahal akan tetapi memiliki jumlah siswa yang banyak. ‘’Suasana ini harus disambut oleh para pemimpin atau kepala madrasah untuk meningkatkan kualitas madrasah yang dipimpinnya. Sebab apabila madrasah yang dipimpinnya memiliki kualitas yang memadai, dengan mengintegrasikannya dengan perkembangan teknologi, maka madrasahnya akan diminati oleh masyarakat,’’ katanya.

Sementara itu Ahsan, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang memaparkan pengalaman kariernya yang diawali sebagai guru mata pelajaran PAI. Menurut Ahsan, hal yang senantiasa dia lakukan adalah selalu menggunakan perangkat teknologi dalam pembelajaran. Dia mencontohkan dulu semasa menjadi guru PAI, membuat video pembelajaran yang dimasukkan ke dalam CD agar dapat dipelajari oleh para siswa.

‘’Guru PAI tidak boleh kalah dengan guru-guru yang lain. Guru PAI harus mau beradaptasi dan kemudian mampu berinovasi dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran PAI menjadi lebih menyenangkan dan diminati oleh siswanya,’’ katanya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *