Kamaruddin Ungkap Saat Bertugas di Reserse-Dirtipidum Ferdy Sambo Kerap Dilaporkan Merekayasa Kasus

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ferdy Sambo sudah biasa merekayasa kasus dan banyak korban yang mengadu. Hal ini diungkapkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Latar belakang Sambo yang sudah berpuluh tahun di reserse, kemudian diangkat menjadi Dirtipidum hingga Kadiv Propam diungkap oleh Kamaruddin Simanjuntak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“ Ferdy Sambo itu kan mantan reserse, berpuluh tahun dia reserse kemudian menjadi Dirtipidum Polri. Sudah biasa merekayasa kasus, banyak korbannya mengadu ke saya,” Kamaruddin dikutip dari YouTube medcom id, Selasa (13/12/2022).

Adapun status Ferdy Sambo yang diangkat menjadi Kadiv Propam tanpa pernah pengalaman menjabat sebagai Kapolda maupun Wakapolda. Menurutnya, dalam hal ini yang salah adalah orang yang mengangkat Sambo menjadi Kadiv Propam Polri.

“Seharusnya orang menjadi Kadiv Propam itu sudah menjadi Kapolda atau Wakapolda minimal, sehingga dia punya kemampuan untuk itu,” ungkap Kamaruddin.

“Tetapi karena yang salah dengan keadaan sekarang semua karena pertemanan, karena teman maka diangkat menjadi pejabat walaupun tidak memiliki kompetensi untuk itu,” tambahnya.

Pastikan Tak Ada Pemerkosaan, Tak Ada Visum dan Barang Bukti

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak bercerita kalau dirinya punya pengalaman mengelola atau menangani perempuan korban pemerkosaan.

Menurutnya, korban pelecehan seksual akan merasakan malu, trauma dan sedih hingga frustasi atau stres jika mengalami perlakuan tersebut.

Kemudian korban pelecehan seksual biasanya usai membuat laporan polisi, dilakukan visum et repertum khususnya terhadap alat kemaluan korban.

Selanjutnya dilakukan visum psikiatrikum, kemudian dia dibantu oleh para psikolog bahkan sampai psikiater untuk memberi obat depresan dan sebagainya.

Hal lain juga ditandai dengan celana dalam atau pakaian pelaku dan korban yang disita.

“Wanita diperkosa pasti melakukan perlawanan, minimal celana dalamnya robek atau ada pakaian kancing bajunya copot karena dia melawan,” ungkap Kamaruddin.

“Tetapi untuk Putri Candrawathi itu semua nonsense, tidak ada. Tidak ada barang bukti berupa celana dalam apakah tadi sudah tertinggal sperma atau tidak,” tambahnya.

Kemudian tidak ada juga barang bukti berupa baju yang kancingnya copotnya atau robek dan sebagainya.

Pihak Putri juga tidak ada membuat laporan pasca dihentikannya penyidikan atau SP3 di Polres Metro Jakarta Selatan.

“Tidak ada visum psikiatrikum, tidak ada visum et repertum yang menyatakan alat kelaminnya mengalami kekerasan atau robek atau lecet misalnya,” ungkap Kamaruddin.

Wanita yang mendapatkan pelecehan seksual, lanjut pengacara keluarga Brigadir J itu, biasanya mengalami gesekan atau kekerasan dalam alat kelaminnya.

“Jadi ini untuk Putri Candrawathi satu pun (bukti) tak ada, kecuali hasil psikolog yang ngarang-ngarang itu yang dipersiapkan Ferdy Sambo,” ucap Kamaruddin.

Kemudian ia juga menilai kejanggalan karena Putri Candrawathi tidak membuat laporan baru usai kasus pelecehan seksual dirinya di SP3-kan.

“Tidak ada tindak pidana pemerkosaan karena harusnya kalau tuduhannya di Jakarta Selatan sudah SP3,” ungkap Kamaruddin.

“Harusnya dia membuat laporan baru karena Ferdy Sambo ini kan ahli hukum, pengacara dia juga ahli hukum,” tambahnya.

Minta Sambo Jujur untuk Memerdekakan Dirinya Sendiri

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak berujar, selalu mengatakan ke Ferdy Sambo untuk jujur saja mengenai kasus ini.

Karena menurutnya, berbohong bukanlah pilihan yang tepat dalam membela diri.

“Berbohong bukanlah olahraga bela diri dan bukan pula sebagai pertahanan diri, tetapi mengatakan yang benar, itu adalah memerdekakan,” ungkapnya.

“Seperti halnya Bharada Richard Eliezer, ketika dia mau mengikuti apa yang saya arahkan, dia menjadi terbebas daripada belenggu setan atau iblis itu.

Sehingga dia menjadi manusia yang merdeka karena hanya kebenaran yang bisa memerdekakan atau membebaskan dirinya,” ujar Kamaruddin.

Bahkan pengacara keluarga Brigadir J menyebut kalau setan pun tak percaya lagi pada Sambo karena drama yang dilakukannya selama ini.

Ferdy Sambo karena dia mempertahankan kebohongan itu, saya melihat bahkan setan pun sudah tidak percaya Ferdy Sambo, mereka semua menertawakan Ferdy Sambo,” ucap Kamaruddin.

“Sebab semua atasan sampai anak buahnya semua sudah berbalik arah, meninggalkan cara-cara Ferdy Sambo karena berbohong itu sangat merugikan, mereka sudah di-PTDH (pecat).

Ada yang didemosi ada yang dipatsus (ditahan) dan sebagainya, ternyata berbohong tidak menyelamatkan tetapi menyengsarakan, jadi Ferdy Sambo ini mau apalagi,” tambahnya.

Motif Ferdy Sambo Bunuh Yosua karena Perempuan

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut, motif Ferdy Sambo bunuh Yosua karena dendam membantu Putri mencari perempuan yang diduga selingkuhan mantan Kadiv Propam itu.

“Motifnya Ferdy Sambo adalah karena dia ada dendam kepada Yosua,” ucap Kamaruddin.

Menurutnya, Yosua sudah disalahgunakan oleh Putri Candrawathi dan Sambo lebih dari sekadar ajudan.

Semestinya Yosua sebagai polisi yang diangkat menjadi ajudan oleh Ferdy Sambo, kemudian dijadikan ajudan istrinya.

“Tetapi karena seringnya pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi, khususnya menyangkut perempuan-perempuan itu, maka Putri juga memanfaatkan Yosua,” ungkap Kamaruddin.

“Putri memanfaatkan Yosua mencari tahu atau ikut melacak siapa itu perempuan,” tambahnya.

Pengacara keluarga Brigadir J itu menyebut wanita yang menjadi simpanan Ferdy Sambo sebagai ‘wanita piala bergilir’.

Menurut informasi yang didapatkan oleh Kamaruddin dari salah seorang jenderal paling senior di kepolisian, Putri mengajak Yosua dan ajudan lain menggunakan laras panjang mencari perempuan itu.

Setelah satu jam mutar-mutar dari daerah Kemang tidak ketemu, mereka mendapat informasi perempuan yang dicari sudah masuk ke rumah kediaman Sambo di Jalan Bangka.

Baru saja mereka memutar balik mengejar ke rumah Bangka, lalu terjadilah keributan di sana.

“Dan wanita yang dituduh sebagai piala bergilir ini keluar dan menangis-nangis, itu juga dilihat tangisannya oleh Bharada Richard Eliezer karena dia ada di luar,” ungkap Kamaruddin.

“Yang bisa masuk waktu itu hanya Skuad yang dianggap senior, salah satunya Matius, orang Papua ajudan yang bertato itu, kemudian Yosua,” tambahnya.

Kemudian wanita yang diduga sebagai piala bergilir ini juga diantar oleh seorang pria yang disebut bernama Elben.

“Sebenarnya itulah salah satu motif daripada Ferdy Sambo mengapa dia begitu dendam kepada Yosua karena dianggap membantu Putri Candrawathi,” ungkap Kamaruddin.

“Tetapi Ferdy Sambo tidak sadar bahwa ajudan dan sopir itu kan tidak bisa berbuat apa-apa, namanya diperintah-perintah oleh bos.

Mereka itu mau gak mau harus menurut, tidak menurut juga salah, kan begitu,” tambahnya.

Kemudian sejak saat itulah Yosua mengalami pengancaman di bulan Juni, tepatnya pada tanggal 19 dan 21.

Ferdy Sambo menggunakan ajudan-ajudan dia atau skuad-skuad dia untuk mengancam Yosua, seolah-olah Sambo tidak ikut mengancam.

“Dan itu juga yang digunakan oleh Ferdy Sambo untuk membunuh Yosua, digunakan anak buah dia,” kata Kamaruddin.

Tetapi dia meralat dengan mengatakan saya tidak suruh menembak, tapi saya suruh menghajar, tetapi tawaran dia waktu di rumah Saguling kan menembak.

Nanti kalau Yosua melawan kamu siap gak backup saya, kau mau gak menembak dia,” tambahnya menirukan Sambo.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *