Mengesampingkan Konflik, Warga Aljazair Bela Maroko di Qatar: Kami Muslim

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Warga Aljazair ramai-ramai mendukung Maroko di semifinal Piala Dunia Qatar 2022 meski hubungan pemerintahan Algeirs dan Rabat tengah panas.

Salah satu warga Aljazair yang mendukung Maroko yakni penjual kebab di Algeirs, Mehdi Belkassam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Saya merasa harus mendukung Maroko, tetangga, saudara dan sesama Muslim,” kata Belkassam, seperti dikutip Reuters.

Warga Aljazair lain, Miloud Mohammed, tak mau persoalan politik kedua negara mengganggu kemeriahan pesta sepak bola dunia.

“Jika kita fokus pada politik, Maroko adalah musuh karena memilih Israel sebagai teman. Tapi sepak bola bukan politik. Untuk itu, kami mendukung Maroko di Piala Dunia,” ujar Mohammed.

Aljazair dan Maroko tengah cekcok beberapa tahun belakangan ini.

Pada 2021 lalu, Aljazair memutus hubungan diplomatik dengan Maroko gara-gara Rabat dianggap terus melakukan tindakan permusuhan.

Dewan Keamanan tertinggi Aljazair juga memutuskan menutup wilayah udara bagi seluruh penerbangan sipil dan militer Maroko.

Sepekan sebelum pemutusan hubungan, Aljazair menuduh Maroko turut berkontribusi dalam kebakaran hutan di negaranya. Imbas kebakaran ini, puluhan ribu hektar hutan hangus, dan 90 orang tewas, termasuk 30 tentara.

Algeirs menuding kelompok separatis wilayah Berber dan Rabat sebagai dalang kebakaran hutan itu.

Mereka juga menuduh kelompok separatis Aljazair yang didukung Maroko, Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylie (MAK), terlibat dalam insiden tersebut.

Sebelum hubungan bilateral ini pecah, Maroko dan Aljazair ribut soal kawasan gurun yang disengketakan.

Pada 1963, Maroko berupaya merebut Sahara Barat hingga memicu pertempuran “perang pasir.” Kedua negara sempat gencatan senjata, tetapi kemudian meletus lagi pada 1975.

Ketika itu, Maroko hendak mengakui Sahara Barat.

Sahara Barat merupakan wilayah di pantai Atlantik Afrika. Rabat menguasai 80 persen daerah ini, demikian dikutip AlJazeera.

Maroko menyatakan Sahara Barat bagian wilayahnya. Mereka juga menawarkan otonomi yang menegaskan akan mempertahankan kedaulatan.

Namun, kelompok separatis Maroko yang disokong Aljazair, Front Polisario, tak terima dan berusaha melawan pemerintah.

Kelompok ini pun berperang melawan pemerintah dari tahun 1975 hingga 1999 untuk menuntut referendum.

Perlawanan terus berlanjut hingga Maroko meluncurkan operasi khusus di Sahara Barat pada November 2020 lalu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *