Cara Nabi SAW Mengendalikan Amarah

Cara Nabi SAW Mengendalikan Amarah
Cara Nabi SAW Mengendalikan Amarah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Seorang lelaki berkata kepada Rasulullah, ”Berpesanlah kepadaku.” Lalu, Rasul bersabda, ”Jangan marah.” Beliau mengulangi perkataannya itu berkali-kali (HR Bukhari).

Hajinews.id – Ada tiga hal yang diperingatkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya agar kita tidak terpeleset dalam kehinaan. Salah satunya marah. Pada dasarnya Islam tidak melarang kita untuk marah karena itu sangat manusiawi. Dalam Islam, kemarahan terbagi menjadi dua, tercela dan terpuji. Marah yang tercela adalah kebencian yang lahir dari nafsu. Nabi melarang kemarahan dari nafsu karena dapat membutakan seseorang dari kebenaran dan menjadi penyebab segala keburukan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rasulullah bersabda, ”Marah adalah awal segala keburukan.” (Muttafaq Alaih). Marah tidak dapat menyelesaikan masalah, bahkan dapat memperkeruh masalah. Pada kali lain, Rasulullah bersabda, ”Marah adalah api setan yang menyala, yang mencelakakan dan membongkar aib seseorang. Orang yang menahan marah ibarat memadamkan api dan yang membiarkannya berarti telah menyalakan api dengan kemarahan.”

Rasulullah mengajarkan beberapa hal agar dapat menahan kemarahan. Pertama, selalu melatih diri untuk menahan marah. ”Orang yang kuat bukan yang jago gulat, tetapi yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR bukhari Muslim).

Kedua, berwudhu. ”Sesungguhnya, marah itu dari setan. Setan diciptakan dari api. Api hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka, jika salah seorang dari kamu marah, hendaklah ia berwudhu.” (HR Abu Daud).

Ketiga, jika sedang berdiri, duduklah. Jika sedang duduk, tidurlah miring. Ini untuk mendekatkan tubuh orang yang sedang marah ke tanah sehingga ia sadar akan asal penciptaannya dan merasa hina. Lalu, menahan diri dari marah sebab marah timbul dari kepongahan. Keempat, diam. Kelima, berfikir tentang keutamaan orang yang mengendalikan amarah dan bersikap arif kepada orang lain.

Keenam, meminta perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari tipu daya setan. Tidak semua bentuk kemarahan dilarang. Dalam kondisi tertentu, marah malah dibutuhkan dan sangat terpuji. Marah yang terpuji adalah marah yang muncul karena Allah SWT. Kemarahan umat Islam terhadap pelecehan Nabi Muhammad adalah kemarahan yang niscaya. Sebab, ia adalah ekspresi dari ghirah terhadap simbol-simbol agama dan bentuk cinta kepada Rasulullah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *