Kisah Abu Nawas: Menang Sayembara Bawa Air Laut Tawar, Abu Jahal Kalah Telak!

Menang Sayembara Bawa Air Laut Tawar
Menang Sayembara Bawa Air Laut Tawar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KISAH Abu Nawas kali berawal dari Baginda Raja yang memiliki seorang menteri kepercayaan dan senantiasa mendampingi. Menteri itu bernama Abu jahal. Namun kepercayaan yang diberikan Baginda Raja sering dimanfaatkan oleh Abu Jahal untuk memperkaya diri. Terkadang ia meminta upeti kepada rakyat dengan mengatasnamakan Baginda Raja.

Hal ini tentu saja membuat Abu Nawas geram, tapi tidak berani mengadukannya kepada Baginda Raja. Sebab dengan kedudukan yang dimiliki, Abu Jahal bisa saja memutarbalikkan fakta dan menuduh Abu Nawas-lah pelakunya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seiring berjalannya waktu, penasihat istana meninggal dunia. Baginda Raja sangat kehilangan dan belum bisa menemukan penggantinya. Jadi untuk sementara waktu jabatan penasihat istana masih kosong, belum ada yang mendudukinya.

Kesempatan ini segera dimanfaatkan Abu Jahal. Ia ingin sekali menduduki jabatan tersebut. Dengan begitu ia bisa lebih leluasa memengaruhi Baginda Raja. Segala cara Abu Jahal lakukan.

Di depan Baginda Raja, Abu Jahal terus mencari muka agar terpilih menjadi penasihat istana. Tapi sayangnya, ambisi Abu Jahal ini harus kandas di tengah jalan karena tidak berapa lama Baginda Raja justru memilih Abu Nawas untuk jadi penasihat istana.

Keputusan Baginda Raja ini tentu saja membuat Abu Jahal kecewa, sehingga ia menaruh dendam kepada Abu Nawas. Suatu hari ketika Abu Jahal melihat Abu Nawas sedang duduk bersama Baginda Raja, timbul pemikiran di kepalanya.

“Seharusnya aku yang ada di tempat Abu Nawas. Abu Nawas tidak pantas duduk di situ. Abu Nawas itu apa dia, tidak mampu mengurus masalah kerajaan, pantasnya dia jadi pelawak istana,” gerutu Abu Jahal dalam hati, seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official, Jumat (16/12/2022).

Merasa kecewa dengan keputusan Baginda Raja, Abu Jahal lalu menyampaikan keberatan. Pada suatu hari saat Baginda Raja sedang duduk sendirian di singgasananya, Abu Jahal Menghadap dan berkata, “Ampun Paduka yang mulia, hamba izin menghadap Baginda Raja.”

Baginda Raja terkejut melihat Abu Jahal yang tiba-tiba menghadapnya. “Ada apa Abu Jahal? Apa yang ingin kau sampaikan?” tanya Baginda Raja.

“Ampun Paduka yang mulia, hamba rasa Abu Nawas tidak pantas menjabat sebagai penasihat istana, karena menurut hamba, dia tidak tahu apa-apa soal negara. Abu Nawas itu apa keahliannya, cuma melucu,” tutur Abu Jahal.

“Tapi bukankah Abu Nawas terkenal cerdas. Dia juga seorang yang jujur,” ujar Baginda Raja.

“Apakah Paduka sudah meragukan kejujuran saya?” tanya Abu Jahal.

“Bukan seperti itu. Kamu kan sudah menduduki jabatan menteri istana, jadi wajar kalau Abu Nawas yang mengisi jabatan penasihat istana,” jawab Baginda Raja.

“Tapi hamba lebih berpengalaman Paduka yang mulia, apalagi mengenai kenegaraan. Hamba juga ahli berperang. Tubuh hamba kekar dan perkasa. Lalu hamba sudah lama berbakti kepada Baginda Raja. Hamba rasa hambalah yang lebih pantas menjadi penasihat istana,” ucap Abu Jahal.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *