Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-12): Kuliah Politik

Kuliah Politik
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-12

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Matahari mulai meninggi saat memancarkan cahayanya yang mulai memanas setelah musim berganti. Afghanistan termasuk negara yang memiliki empat musim. Pada Musim Dingin, pegunungannya yang tinggi sering di selimuti salju, akan tetapi di kota-kotanya yang umumnya di lembah jarang turun salju. Pohon-pohon dengan daunnya yang jarang, didominasi warna kecokelatan, bergoyang pelan ditiup angin. Sedikit sekali bagian daun yang tampak hijau segar.

Pada Musim Panas, debu mencul hampir di semua tempat, kadang-kadang muncul badai yang berasal dari gurun. Di jalan-jalannya, sekali-sekali tampak debu menghambur ke atas ditiup angin, kemudian menempel di dinding, kendaraan, pohon, atau apa saja yang tidak terkecuali dihinggapinya. Lemari, meja, kursi, dan semua benda-benda di ruangan juga tidak bebas debu. Maklum ruangan-ruangan itu tidak ada yang berpendingin udara, sehingga harus dibuat fentilasi agar angin dapat menerobos ke semua sisi, sehingga ruangan menjadi nyaman. Untuk membantu mengusir udara panas, di beberapa tempat tampak kipas angin baling-baling yang terus berputar siang dan malam.

Mujahid dan kawan-kawan baru saja menyelesaikan kegiatan rutin berolahraga dan sarapan pagi. Mereka berkemas-kemas hendak mengikuti kuliah di kelas, saat terdengar mengalun suara orang mengaji dari loudspeaker yang tergantung di menara masjid. Tumben, pikir Mujahid. Tidak biasanya diperdengarkan suara orang mengaji pagi hari. Beberapa saat kemudian terdengar suara pengumuman dalam bahasa Arab.

“Hari ini kita akan mengikuti kuliah umum di masjid”, kata Zunaidi setengah berteriak, sambil menempelkan tangan Kanan di sebelah mulutnya dari luar pintu asrama.

“Siapa yang akan memberi kuliah?”, tanya Mujahid.

“Saya juga belum tahu, pengumumannya tidak jelas, tapi yang pasti orang Mesir”, sahutnya sambil menunggu. Setelah yakin betul semuanya sudah siap, Zunaidi lalu memandu teman-temannya ke arah masjid. Mereka dipersilakan duduk di bagian sudut masjid secara berkelompok.

“Saya akan duduk di bagian tengah, agar Antum semua bisa mendengarkan kata-kata saya dengan jelas”, katanya. Semua mengikuti petunjuk Zunaidi.

“Ah, ikuti aja petunjuknya, kalau terlalu banyak tanya nanti nggak enak”, pikir Mujahid.

Ia menoleh ke Kiri dan ke Kanan, tampak orang-orang berkulit kuning dan bermata sipit juga duduk berkelompok di sudut yang lain. Begitu juga yang berkulit hitam dan berambut keriting pada sudut yang lainnya lagi.

Setelah suasana mulai tenang, seorang pemuda berwajah Pakistan dengan jenggot lebat dan panjang berwarna hitam berdiri di samping podium. Di dahinya ada benjolan hitam tanda bekas sujud. Di kepalanya menempel songkok jaring bulat berwarna putih. Setelah mengucapkan salam dan doa pembuka, Ia melanjutkan bicaranya dalam bahasa Arab.

“Kita kedatangan tamu penting kali ini, seorang tokoh pergerakan Islam dari Mesir”, kata Zunaidi menerjemahkan.

“Namanya Syaikh Iman Al-Jauhari yang akan memberikan kuliah politik pagi ini. Ia sudah beberapa kali masuk ke Kandahar, Kabul, dan Herat untuk memberikan suntikan spiritual para Mujahidin disana”, katanya melanjutkan.

Seseorang yang menggunakan jubah panjang berwarna putih, kemudian berdiri dan bergerak ke podium. Setelah menghadap hadirin, tampak jelas wajahnya yang kuning kemerahan. Jenggotnya panjang dan lebat yang sebagian mulai memutih. Di kepalanya melilit serban putih sangat anggun. Orang tua ini memulai dengan memberi salam dan membaca doa pembuka dengan suara berat berwibawa.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *