Tangisan Kekecewaan dan Amarah 3 Eks Anak Buah, ke Ferdy Sambo

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id -Jakarta – Mantan anak buah Ferdy Sambo menangis dan marah ke mantan bosnya itu. Peristiwa tangis dan amarah mereka terjadi di persidangan terkait pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Persidangan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Pasar Minggu, Jumat (23/12/2022). Sidang obstruction of justice atau perintangan penyidikan ini menghadirkan para anak buah Ferdy Sambo.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada tiga anak buah Sambo:

1. Kombes Susanto Haris yang merupakan mantan Kepala Bagian Penegakan Hukum Provos Polri di Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

2. Chuck Putranto, mantan Pejabat Sementara Kepala Sub Bagian Audit Bagian Penegakan Etika Biro Pengawasan dan Pembinaan Profesi Divisi Propam Polri.

3. AKP Irfan Widyanto Mantan Kepala Sub Unit I Sub Direktorat III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri

Berikut adalah momen emosional mereka:

Kombes Susanto menangis
Kombes Susanto Haris menangis di ruang sidang. Peristiwa itu terjadi saat Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso bertanya apakah Susanto turut dipatsus (dikurung) dan disidang kode etik terkait kasus ini. Susanto membenarkan hal itu.

“Patsus 29 hari dan demosi 3 tahun,” kata Susanto. Namun Susanto tidak menjadi tersangka.

Susanto mengaku kecewa, marah, dan kesal karena tak menyangka Ferdy Sambo yang merupakan seorang jenderal tega membohongi dirinya. Dengan suara bergetar, Susanto mengatakan Sambo telah menghancurkan kariernya yang dibangun puluhan tahun.

“Bagaimana perasaan Saudara?” tanya hakim.

“Kecewa, kesal, marah, jenderal kok bohong, jenderal kok tega menghancurkan karier, 30 tahun saya mengabdi hancur di titik nadir terendah pengabdian saya, belum yang lain-lain, anggota-anggota hebat Polda Metro Jaksel Pak, bayangkan kami Kabag Gakkum yang biasa memeriksa polisi yang nakal kami diperiksa,” kata Susanto.

Susanto mengatakan Sambo seakan-akan tidak menghormatinya kala itu, padahal Sambo selalu memegang petuah menghormati senior. Hal itu, kata Susanto, terjadi ketika dia diperintah untuk mengamankan barang bukti berupa senjata untuk menembak Yosua di rumah Duren Tiga. Susanto menyebut Sambo memberi perintah dengan nada tinggi. Susanto kesal dengan Sambo.

“Ya kesal. Biasanya kalau perintahkan biasanya halus ‘Bang tolong Bang bantu’ waktu antar barang bukti jenazah itu ‘Pak Kabag segera itu antar’,” kata Susanto sambil menirukan nada tinggi suara Sambo.

Sambo pun meminta maaf kepada Susanto. Sambo mengatakan dia tidak pernah tidak menghormati senior. “Saya ingin tanggapi Bang Santo, saya minta maaf, saya tidak pernah tidak hormati senior,” kata Ferdy Sambo saat menanggapi kesaksian Santo dalam sidang.

Irfan Widyanto tahan amarah
Mantan Kepala Sub Unit I Sub Direktorat III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, AKP Irfan Widyanto, terdiam mendengar kesaksian Sambo soal perusakan CCTV. Dengan suara bergetar, Irfan mengaku awalnya ingin marah ke Sambo.

“Siap terima kasih yang mulia, sepertinya mohon izin yang mulia, saya tidak ada tanggapan. Awalnya saya ingin marah,” kata Irfan saat sidang kasus perintangan penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di PN Jaksel.

Hakim mengatakan orang yang paling kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya.

“Itu ya, tidak ada tanggapan ya. Kalau kemarahan itu ya memang ya, pada akhirnya menjadi penyesalan, walaupun memang kita marah dan orang kuat itu yang bisa menahan amarahnya. Itulah sesungguhnya orang yang paling kuat,” kata hakim.

Chuck Putranto menangis
Chuck Putranto menangis saat berhadapan dengan Ferdy Sambo di sidang. Dia mempertanyakan kenapa Sambo melibatkan dia di kasus ini.

Sambil terisak di hadapan Sambo, Chuck bertanya apakah dirinya pernah berbuat salah dalam melaksanakan tugas sehingga Sambo setega itu kepadanya.

“Ini hal yang penting menurut saya karena selama 5 bulan yang mulia ditambah dengan saya dipatsus pertanyaan yang sangat mendasar yang mulia, kepada Pak Ferdy Sambo, apakah saya pernah berbuat salah dalam selama pelaksana dinas sehingga bapak tega kepada saya?” kata Chuck.

Mantan Korspri Sambo ini juga mengaku dirinya selalu menjalankan tugas yang diberikan Sambo. Bahkan, kata Chuck, dirinya selalu melakukan yang terbaik di setiap tugas yang diberikan.

“Karena apa yang saya jalankan selama saya bergabung dengan bapak saya lakukan yang terbaik selalu saya lakukan yang terbaik, karena itu menjadi pertanyaan yang saya,” kata Chuck.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *