Peta Politik 2024 Berpeluang Besar Berubah Setelah Megawati Tentukan Langkah

(POOL/DOK. PDI-P)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Peta politik Pemilu 2024 dinilai masih sangat cair. Lantaran koalisi partai yang sudah terbentuk saat ini diprediksi masih mungkin berubah.

Sebabnya, belum ada koalisi yang resmi mengumumkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) misalnya. Meski terbentuk sejak awal Juni 2022, hingga kini koalisi tersebut belum punya capres maupun cawapres.

Kondisi serupa juga terjadi di koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) milik Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kursi calon RI-1 dan RI-2 di koalisi yang dideklarasikan pada Agustus 2022 itu masih nihil.

Namun begitu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah mengumumkan kesiapannya maju sebagai capres. Pun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga mengatakan ingin maju di panggung pemilu.

Sementara, Partai Nasdem pada awal Oktober lalu mengumumkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres yang bakal mereka usung. Namun, partai pimpinan Surya Paloh tersebut belum punya koalisi.

Memang, sejak lama Nasdem gembar-gembor akan berbesan dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, kongsi antara ketiganya hingga kini belum juga resmi.

Sisanya, hanya PDI Perjuangan yang belum buka suara soal capres dan cawapres 2024.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, PDI-P menjadi kunci dari konstelasi politik 2024. Dia mengatakan, seluruh parpol kini sedang menanti keputusan partai banteng soal pencapresan.

Peta koalisi yang ada kini sangat mungkin berubah jika PDI-P sudah menentukan langkah.

“Semua konfigurasi politik, semua poros yang terbentuk, semua partai politik, pasti sangat menuggu siapa yang akan diusung oleh PDI-P,” kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Adi yakin, koalisi partai politik yang sudah terbentuk hanya sebatas narasi. Kongsi-kongsi tersebut belum berani memunculkan nama capres cawapres definitif lantaran PDI-P masih bergeming.

Bagaimanapun, PDI-P merupakan partai penguasa. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu punya banyak instrumen yang mampu memengaruhi langkah parpol lainnya.

Misalnya, keberadaan Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat. Kader PDI-P itu menjuarai mayoritas survei elektabilitas capres dengan tingkat elektoral tembus 30 persen.

PDI-P juga menjadi partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, yakni pada 2014 dan 2019. Pada Pemilu 2019, suara partai banteng menyentuh 19,33 persen dari total suara nasional dengan perolehan 128 kursi DPR RI.

 

Capaian tersebut menempatkan PDI-P sebagai satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sehingga dapat mengusung capres cawapres sendiri.

Menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas PDI-P menjelang Pemilu 2024 masih berada di urutan wahid dengan tingkat elektoral melampaui 20 persen.

Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo, sosok yang disebut-sebut bakal punya pengaruh besar terhadap preferensi politik publik, juga menjadi bagian dari PDI-P.

Itulah mengapa, keputusan Megawati soal pencapresan bakal menentukan arah angin politik ke depan.

“Suka tidak suka, sebagai partai penguasa, PDI-P punya segalanya, punya banyak instrumen untuk mengubah konstelasi politik,” ujar Adi.

Menurut Adi, tak jadi masalah bagi PDI-P jika keputusan politik mereka diambil pada detik-detik terakhir pencapresan. Toh, banyak partai diprediksi merapat jika partai banteng membuat keputusan yang dinilai menguntungkan.

“PDI-P mengumumkan (nama capres-cawapres) last minute pun pasti akan bisa mengubah konstelasi politik di skala nasional,” kata Adi.

Lebih dari itu, menurut Adi, banyak partai yang bakal merapat ke PDI-P untuk berkoalisi jika Megawati menunjuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

Nama Ganjar sempat masuk dalam bursa pencapresan sejumlah partai politik, salah satunya Nasdem. Meski belakangan diputuskan untuk mendukung pencapresan Anies Baswedan, namun, menurut Adi, itu tak menutup peluang buat Ganjar dicalonkan oleh Nasdem.

Tak hanya itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga terang-terangan menyatakan mempertimbangkan nama Ganjar sebagai capres, pun Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Masifnya dukungan buat Ganjar dinilai wajar lantaran politisi PDI-P itu punya modal elektabilitas besar. Dengan elektabilitas yang demikian tinggi, partai politik yang mengusung Ganjar diprediksi bakal mendapat limpahan elektoral.

“Siapa pun nanti yang mengusung Ganjar Pranowo akan mendapat coattail effect (efek ekor jas) minimal 4 sampai 6 persen,” tutur Adi.

Jika pun PDI-P urung mencalonkan Ganjar, Adi yakin banyak partai dan koalisi yang tergiur memberikan kendaraan bagi politisi PDI-P itu melaju ke panggung Pilpres 2024.

 

Segera diumumkan

Telah ditegaskan berulang kali oleh elite partai banteng, keputusan terkait pencapresan ada di tangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri. Namun, Sampai saat ini putri Proklamator itu masih bergeming.

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani baru-baru ini mengatakan, PDI-P sudah memiliki nama capres sendiri. Namun, dia belum mau mengungkapkan siapa figur tersebut dan kapan akan dideklarasikan.

“Secepatnya (dideklarasikan), semua deg-degan ya menunggu calon PDI-P. Secepatnya, dan PDI-P punya calon (presiden),” kata Puan saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022).

Menurut Puan, capres PDI-P bakal diumumkan pada 2023. Partai berlambang banteng itu masih menunggu momen yang tepat.

“Tanggal, bulan, jam yang terbaik buat calon (presiden) PDI-P. Nanti kita tunggu tahun depan,” ujarnya.

Deklarasi capres partai banteng sempat digadang-gadang bakal diumumkan dalam rapat kerja nasional (rakernas) PDI-P tahun ini. Namun, belum lama ini PDI-P memastikan bahwa partainya batal menggelar rakernas tahun 2022.

Padahal, Megawati sempat mengatakan bahwa rakernas akan diselenggarakan pada penghujung tahun ini.

Sedianya, PDI-P sudah menggelar rakernas pada Juni 2022 kemarin. Namun, itu merupakan Rakernas II Tahun 2021 yang tertunda akibat pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya batal menggelar rakernas karena dinamika politik terkini.

Selain itu, kata Hasto, fokus utama partainya saat ini adalah bergerak ke bawah membantu masyarakat mengatasi kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan dampak konstelasi geopolitik.

PDI-P juga tengah konsentrasi mempersiapkan ulang tahun partai ke-50 yang akan jatuh pada 10 Januari 2023. Bocorannya, akan ada kejutan dalam ultah PDI-P mendatang, meski belum bisa dipastikan apakah kejutan itu terkait pencapresan 2024 atau lainnya.

“Apakah dalam rakernas ibu ketum akan mengumumkan calon atau enggak, itu nanti dalam pertimbangan ketua umum untuk menetapkan,” kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *