Kisah Abu Nawas: Debat dengan Para Ulama, Rezeki Bisa Datang Sendiri

Kisah Abu Nawas: Debat dengan Para Ulama
Kisah Abu Nawas: Debat dengan Para Ulama. Foto: ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Haijinews.id – DICERITAKAN suatu hari Baginda Raja mengundang beberapa ulama berkumpul di istananya. Tentu saja Abu Nawas juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Tujuan Baginda Raja mengundang mereka untuk membahas tentang berbagai masalah hukum agama. Dengan begitu, beliau tetap bisa menimba ilmu tanpa harus meninggalkan istananya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ulama fikih menyampaikan keilmuannya seputar halal haram dalam hukum agama Islam. Ulama tauhid menyampaikan keilmuannya seputar keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala beserta kekuasaannya yang meliputi alam semesta. Begitu juga dengan ulama lainnya.

Setelah masing-masing ulama menyampaikan ilmu sesuai bidangnya, tibalah giliran Abu Nawas. Dikarenakan bingung harus menyampaikan apa, Abu Nawas pun berkata, “Ampun Paduka yang mulia, apa yang ingin Paduka dengar dari hamba? Hamba rasa para ulama ini sudah menyampaikan semuanya.”

“Kalau menurutmu demikian, baiklah berarti sekarang waktunya tanya jawab,” ucap Baginda Raja, dikutip dari kanal YouTube Juha Official, Rabu (28/12/2022).

Abu Nawas, apa yang kau ketahui mengenai rezeki?” tanya Baginda Raja.

“Kita semua pasti meyakini bahwa rezeki datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya: Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,” jelas Abu Nawas.

Rezeki itu bisa datang dari mana saja, Paduka. Kita sebagai manusia cukup bertawakal dengan benar, niscaya rezeki akan datang kepada kita. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya.”

“Ini berdasarkan hadits Nabi yang berbunyi: Andai kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan berikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar lalu pulang dalam keadaan kenyang,” papar Abu Nawas.

Ternyata pandangan Abu Nawas mengenai rezeki tidak sama dengan para ulama yang hadir. “Wahai Abu Nawas, seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki?” tanya salah satu ulama.

“Untuk mendapatkan rezeki dibutuhkan usaha dan kerja keras, Abu Nawas. Rezeki itu tidak datang sendiri, melainkan harus dicari dan didapatkan melalui sebuah usaha,” timpal ulama yang lain.

Tapi Abu Nawas bersikukuh dengan pendapatnya, sehingga terjadilah sedikit perdebatan di antara mereka. Tidak ingin dapat berkepanjangan, Abu Nawas selalu berkata, “Begini saja, besok kita berkumpul lagi di sini dan buktikan pendapat kalian di hadapan Paduka Raja.”

Para ulama ini pun sepakat dengan tawaran Abu Nawas tersebut. Abu Nawas dan para ulama kemudian pamit kepada Baginda Raja meninggalkan istana.

Setelah berpamitan kepada Baginda Raja, Abu Nawas pun segera pulang ke rumahnya, sebab ia harus mengajar murid-muridnya. Sementara para ulama tersebut sibuk mencari cara untuk membuktikan pendapat mereka.

Sampai pada akhirnya saat berjalan pulang menyusuri sebuah desa, para ulama melihat penduduk setempat sedang panen buah kurma, kemudian terbesitlah niatan untuk membantu warga.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, para ulama ini mendapat imbalan beberapa ikat buah kurma dari warga setempat. Mereka senang bukan main. Para ulama itu senang bukan karena mendapatkan kurma, tetapi memiliki alasan untuk menyampaikan kepada Abu Nawas dan Baginda Raja bahwa pendapat mereka soal rezeki adalah benar.

“Kita mendapatkan buah kurma karena berusaha dan bekerja, sedangkan Abu Nawas hanya diam di rumah, mana mungkin dia mendapatkan kurma. Ini menunjukkan bahwa rezeki bisa didapat bila mencarinya dan bekerja, jadi pendapat kita sudah benar. Besok kita bawa ini sebagai buktinya kita tunjukkan kepada Abu Nawas dan Baginda Raja,” kata salah satu ulama kepada kawannya.

Maka pada keesokan harinya para ulama ini datang ke istana. Sesampainya di sana ternyata sudah ada Abu Nawas duduk di hadapan Baginda Raja. Melihat para ulama sudah datang, Baginda Raja segera menyambutnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *