Tak Mau Jebakan Survei Jokowi Terulang, Megawati Pertimbangkan Ini Untuk Usung Capres 2024

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengomentari pernyataan pengamat politik Hendri Satrio yang mengatakan survei bukan acuan bagi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri untuk mengusung calon presiden.

Dalam pernyataannya, Hendri mengatakan bahwa Megawati tidak menjadikan survei sebagai indikator penting untuk mengusung calon presiden, melainkan ada pertimbangan lain seperti ideologi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Oleh karena itu, kendati survei elektabilitas Ganjar tergolong tinggi, Hendri meragukan PDIP akan mengusung Ganjar sebagai calon presiden.

Menanggapi hal tersebut, Refly tidak sepakat dengan pernyataan Hendri soal Megawati tidak menjadikan hasil survei sebagai indikator penting.

Itu karena, Megawati seakan kena trap atau jebakan saat mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 yang lalu.

“Nggak juga (tidak mempertimbangkan survei) ya. Ketika mencalonkan Jokowi 2014, Megawati kena trap,” ujar Refly, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (29/12).

Megawati disebut kenap trap 6 lembaga survei yang menaikkan elektabilitas Jokowi saat itu padahal menurut Rizal Ramli lembaga-lembaga tersebut sengaja dibayar.

Survei saat itu mengunggulkan nama Jokowi di antara nama Megawati dan pesaing lainnya yaitu Prabowo Subianto.

“Kena trap 6 lembaga survei yang konon kata Rizal Ramli dibayar untuk menaikkan elektabilitas Jokowi sehingga Mega kena trap. Sebab Mega selalu kalah dari Prabowo dan kemudian Prabowo kalah dari Jokowi, menurut survei pada waktu itu,” ujar Refly.

Di sisi lain, meski lembaga Charta Politika mengungkap elektabilitas Ganjar mencapai 42,8%, hingga saat ini belum ada tanda-tanda PDIP akan mencalonkan mantan anggota DPR itu.

Sumber: fajar

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *